Menteri Teten Siapkan Digitalisasi Koperasi Bersaing di Industri Kopi Tanah Air
Peningkatan jumlah konsumsi kop diikuti dengan perkembangan jumlah outlet atau warung kopi di Indonesia. Mengutip Riset Toffin, jumlah outlet kopi pada 2016 masih 1.083 outlet, kemudian melonjak tiga kali lipat menjadi 2.973 outlet pada 2019.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat konsumsi kopi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami peningkatan pesat. Sepanjang periode 2016-2021, konsumsi kopi dalam negeri diprediksi tumbuh rata-rata 8,22 persen per tahun. Bahkan, pada 2016 konsumsi kopi mencapai 250.000 ton dan pada 2020 diprediksi mencapai 353.000 ton.
Peningkatan jumlah konsumsi kop diikuti dengan perkembangan jumlah outlet atau warung kopi di Indonesia. Mengutip Riset Toffin, jumlah outlet kopi pada 2016 masih 1.083 outlet, kemudian melonjak tiga kali lipat menjadi 2.973 outlet pada 2019.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan DKPP menjatuhkan sanksi kepada Ketua KPU? DKPP menjelaskan, pelanggaran dilakukan Hasyim terkait pendaftaran pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden pada 25 Oktober 2023.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
Tingginya konsumsi kopi di Indonesia merupakan potensi bagi pelaku UKM dan Koperasi untuk menjadi supplier (pemasok) bahan baku kopi. Tentunya Kemenkop dan UKM mendorong kemitraan UKM atau koperasi dengan pelaku usaha kopi yang lebih luas.
"Gerai kopi yang semakin meningkat jumlahnya tersebut menjadi potensi bagi koperasi dan UKM menjadi pemasok," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangannya, Kamis (25/6).
Teten mengatakan, koperasi merupakan salah satu produsen kopi yang patut diperhitungkan dalam industri kopi dalam negeri. Ada 47 koperasi kopi tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan sebagian merupakan eksportir kopi, antara lain ke Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Dia menyebut, pemerintah tengah menyiapkan model usaha koperasi berbasis ekonomi kerakyatan, termasuk komoditas di dalam kawasan perhutanan sosial, serta program digitalisasi koperasi.
"Kemenkop UKM akan bekerja sesuai tugas dan fungsinya, yaitu membantu pengembangan model usaha berbasis ekonomi kerakyatan. Untuk komoditas yang berada di dalam kawasan perhutanan sosial, kami bekerja sama dengan Perhutani dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Harapannya, dengan SCOPI juga bisa dikolaborasikan untuk sektor hilir. Kami prioritaskan 7-10 pilot project untuk dijadikan role model pengembangan koperasi bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan," ungkapnya.
Tingkatkan Produktivitas UKM
Selain itu, Teten menyebut bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas UKM dan koperasi kopi, salah satunya adalah dengan mempersiapkan agar UKM kopi dapat menjadi pemasok untuk pengadaan barang/jasa Kementerian/Lembaga (LKPP). Pemerintah telah membuka laman untuk KUKM dan sedang mempersiapkan draft pendaftaran untuk agregator makanan/minuman yang akan terdaftar di laman LKPP.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus SCOPI Irvan Helmi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir ini konsumsi kopi di Indonesia naik dua kali lipat, impor kopi naik 10 kali lipat, ekspor kopi menurun sekitar 37 persen, namun pertumbuhan produksi tidak sebanding, yakni hanya sekitar 3-5 persen.
"Ini memberikan sinyal peluang. Untuk itu, SCOPI memfasilitasi untuk mendorong percepatan kemitraan strategis untuk sektor kopi yang berkelanjutan. Ada beberapa dimensi dalam usaha menuju kopi yang berkelanjutan, seperti dimensi perkebunan (pohon, tanah) dengan usia tanaman kopi yang mayoritas sudah menua, dimensi lingkungan hidup yang perlu dilestarikan, dimensi kelembagaan petani, sosial dan ekonomi, dimensi perdagangan, dan dimensi kreativitas hilir yang bisa mengungkit identitas kopi Indonesia," pungkas Irvan.
(mdk/idr)