Menteri Teten Ungkap Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor
Alhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Alhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Menteri Teten Ungkap Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor
Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor
Transformasi digital yang terjadi di Indonesia selama ini hanya terkonsentrasi di sektor hilir atau dalam hal penjualan, bukan dari sisi produksi. Padahal Presiden Joko Widodo telah mengingatkan pemerintah dan swasta tentang pentingnya transformasi digital bagi kemajuan ekonomi nasional.
"Pak Presiden Jokowi dari dulu terus mengingatkan pemerintah dan swasta soal pentingnya transformasi digital untuk kemajuan ekonomi nasional, soal mesin pintar AI, IoT," kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam keterangan yang diterima merdeka.com, Jakarta, Sabtu (16/9).
- Jadi Penggerak Roda Ekonomi, UMKM Serap 97 Persen Tenaga Kerja
- Menteri Teten: Transformasi Digital di Indonesia hanya di Sektor Hilir Bukan Produksi
- Hipmi Tegaskan Pentingnya Sinergi untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi
- Pengusaha ASEAN Bidik Kerja Sama Transformasi Digital Hingga Perdagangan dengan Kanada
Sayangnya kata Teten, peringatan Presiden tersebut tidak diindahkan.
Belum ada penggunaan teknologi digital yang diaplikasikan dalam sistem produksi nasional di berbagai sektor industri.
Baik industri manufaktur, agrikultur, argomaritim, kesehatan dan sebagainya.
"Tapi enggak ada yang mewujudkannya, bagaimana teknologi digital diaplikasikan dalam sistem produksi nasional," kata Teten.
Alhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Sebaliknya, yang ada malah membunuh ekonomi lama yang selama ini menopang pertumbuhan yakni Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
merdeka.com
"Kue ekonominya enggak bertambah, tapi faktor pembaginya makin banyak," ungkap Teten.
Hal ini tidak terlepas dari tidak adanya strategi nasional transformasi digital yang dijalankan Pemerintah.
Bahkan tidak ada satu badan atau lembaga yang mengaturnya.
"Ini akibat kita belum memiliki strategi nasional transformasi digital dan belum memiliki badan yang mengatur itu," kata Teten.
Teten menjelaskan, transformasi digital di Indonesia hanya berkembang di sektor perdagangan
(e-commerce) hanya berjalan di hilir saja, bukan di sektor produksi.
Tak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Akibatnya, hasil produksi luar negeri bisa dijual jauh lebih murah. Mengingat dengan bantuan digitalisasi, proses produksi menjadi lebih efisien dan berkualitas.
"Makanya produksi nasional kalah dengan produk dari luar yang lebih murah," kata Teten.