Meski harga naik, ini alasan pemakaian BBM non-subsidi harus tetap dilakukan
Naiknya harga BBM non-subsidi ini bukan berarti membuat Anda beralih menggunakan BBM subsidi, seperti Premium. Selain kualitas BBM non subsidi lebih baik, Anda juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang lebih berhak untuk menerima subsidi.
Di awal bulan Juli 2018, Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Kenaikan ini pun mendapatkan berbagai respon dari masyarakat.
Meski begitu, naiknya harga BBM non-subsidi ini bukan berarti membuat Anda beralih menggunakan BBM subsidi, seperti Premium. Selain kualitas BBM non subsidi lebih baik, Anda juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang lebih berhak untuk menerima subsidi.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Berikut 4 alasan mengapa pemakaian BBM non-subsidi harus tetap dilakukan meski harga naik, dikutip Hipwee.
Mampu merawat mesin
Selain jadi bahan bakar, BBM non-subsidi yang diisikan ke mesin kendaraan memiliki kemampuan merawat mobil. Apalagi, BBM yang kualitasnya baik bisa melakukan pembakaran yang lebih sempurna sehingga mesin bekerja lebih efisien.
Pemakaian lebih irit
Pembakaran yang dilakukan oleh BBM non-subsidi seperti Pertamax lebih sempurna sehingga kerja mesin menjadi lebih efisien. Hampir semua bahan bakar yang digunakan benar-benar diubah menjadi energi untuk menggerakkan kendaraan. Dengan begitu, menggunakan BBM non-subsidi tentu saja lebih irit dibandingkan menggunakan BBM subsidi.
Emisi karbon lebih rendah
Salah satu gas berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan adalah gas karbon monoksida atau CO. Gas ini bisa menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit sehingga berbahaya bagi tubuh. Gas CO merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna di mesin kendaraan.
Ternyata, emisi atau gas buang hasil pembakaran BBM non subsidi seperti pertamax lebih aman daripada BBM subsidi yaitu premium. Karena pembakaran mesin dengan bahan bakar pertamax lebih sempurna, gas CO yang terbentuk tentu saja lebih sedikit.
Tidak membebani APBN
Salah satu sektor yang mengambil banyak bagian dari APBN digunakan untuk melakukan subsidi pada BBM. Hal ini terasa membebankan karena harga minyak dunia yang tak menentu padahal harga BBM subsidi harus dibuat tetap sepanjang tahun.
Sebenarnya, harga BBM di Indonesia sudah termasuk yang paling murah se-Asia Tenggara. Menurut website Global Petrol Prices, harga BBM paling mahal se-Asia Tenggara adalah Singapura dengan harga USD 1.59 per liternya sedangkan Indonesia dipatok USD 0.68 per liter, mirip dengan harga di Malaysia yaitu USD 0.54 per liternya.