Minim pengawasan, Pertamini menjamur di berbagai daerah
Tampilan dispenser Pertamini hampir menyerupai dengan dispenser milik PT Pertamina (Persero).
Penjual bensin dengan merek dagang 'Pertamini' kian menjamur. Bahkan, kini tampilan dispenser Pertamini hampir menyerupai dengan dispenser milik PT Pertamina (Persero).
Pantauan merdeka.com, di salah satu penjual bensin Pertamini yang ada di Bekasi, Jawa Barat, nampak sebuah dispenser Pertamini berukuran besar dengan tampilan baru yang lebih modern dan elegan. Dispenser tersebut memakai teknologi digital yang merupakan versi baru dari dispenser Pertamini manual.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
Dalam dispenser tersebut ada logo dengan tag line 'Pasti Puas'. Tagline yang diusung Pertamini tersebut tidak berbeda jauh dengan milik Pertamina yang berbunyi 'Pasti Pas'. Sementara, logo dan warnanya, tidak ada perbedaan sama sekali.
Alat penakar atau selenoid valve untuk menerima pembelian juga tidak berbeda jauh dengan milik Pertamina. Hanya saja, Dispenser mini digital ini tidak menggunakan tangki pendam melainkan hanya diletakan di dalam dispenser sehingga mudah dibawa-bawa dan diisi ulang.
Tampilan noozle milik Pertamini juga menggunakan kode warna yang sama. Biru untuk Pertamax dan Kuning untuk Premium. Kapasitas tangki Pertamini ini mencapai 200 liter.
Sementara untuk harga, penjual bensin Pertamini bebas mengatur harga per liternya pada mesin dispenser. Biasanya, para penjual mengambil selisih harga mulai Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter. Selisih harga tersebut merupakan keuntungan untuk para penjual.
"Harganya bebas mas kita yang atur. Kalau di SPBU Pertamina harga Pertalite Rp 6.900 per liter, kita jual Rp 8.000 per liternya," ujar penjual bensin yang enggan disebutkan namanya.
Sementara pendistribusian bensinnya, dilakukan dengan cara membeli bensin dari SPBU Pertamina yang kemudian dituangkan kembali dalam tangki dispenser Pertamini.
"Tapi kekurangannya, karena kapasitas besar, kita agak sulit beli BBM jenis Premium karena tidak boleh lagi. Jadi makanya kita beli Pertalite sama Pertamax saja," jelasnya.
Untuk satu buah Dispenser Pertamini tipe standar seharga Rp 5.900.000. Sedangkan, untuk dispenser Pertamini Digital dijual dengan harga Rp 30.000.000.
"Harganya jauh lebih mahal, jadi modalnya gede buat usaha ini," tegasnya.
Sementara itu, saat di konfirmasi, VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, kehadiran Pertamini adalah ilegal karena tidak memiliki izin. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM untuk menindaklanjuti nasib Pertamini.
"Masyarakat emang kadang ada yang jauh ke SPBU. Mereka kan (Pertamini) hanya mencari selisih, mencari keuntungan. Mereka itu mungkin sebagai UKM butuh untuk berusaha, tapi juga harus liat kondisinya. Kita sudah koordinasi dengan Dirjen Migas tapi kan Pertamina bukan polisi. Besok akan saya tanya bagaimana nasib Pertamini," tegas Wianda.
Baca juga:
Pertamina sudah larang Pertamini
Pertamina serahkan penertiban peredaran Pertamini pada kepolisian
Merasa dirugikan, Pertamina meradang pada Pertamini
Keruk untung tak wajar, Pertamini bisa kena denda Rp 60 miliar