Minyak Makin Mahal Akibat Konflik Iran-AS, Harga BBM dan Tarif Listrik RI Terdampak
Konflik Iran dan Amerika Serikat (AS) pasca terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan militer pesawat tanpa awak (drone) memicu kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia dinilai akan berdampak pada negara importir minyak, salah satunya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan BBM.
Konflik Iran dan Amerika Serikat (AS) pasca terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan militer pesawat tanpa awak (drone) memicu kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia dinilai akan berdampak pada negara importir minyak, salah satunya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Yang jelas dampaknya terhadap kenaikan harga minyak dunia akan menekan negara-negara net importir minyak seperti Indonesia," kata Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (8/1).
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Di mana informasi mengenai harga baterai mobil listrik dapat diperoleh? Berikut adalah daftar harga baterai beberapa mobil listrik yang dihimpun dari berbagai sumber pada Kamis, (13/6/2024)
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Mengapa harga baterai mobil listrik menjadi salah satu faktor utama yang membuat mobil listrik mahal? Salah satu alasan utama mobil listrik mahal adalah harga baterainya yang tinggi.
Menurut Faisal, jika harga minyak naik signifikan tentunya akan berdampak pada pembentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik yang juga mengalami kenaikan. "Khususnya kenaikan BBM dan tarif listrik akan semakin membebani pelaku usaha dan rumah tangga," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Apindo Sofjan Wanandi juga mengungkapkan, jika perang Iran dan AS pecah, akan mendongkrak harga minyak dunia. Hal ini tentunya akan berdampak memberatkan Indonesia yang masih mengandalkan impor minyak. Sebab itu, dia berharap konflik di Timur Tengah tersebut segera mereda.
"Oh iya pasti ini akan terjadi, cuma saya harapkan, jangan perang betul, kalau perang betul kita juga susah," tuturnya.
Sofjan melanjutkan, Indonesia masih ketergantungan terhadap impor minyak, sebab produksi minyak dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. "Cadangan kan sedikit, rugi kita jangan perang, kalau dia perang kita celaka," tandasnya.
Menko Luhut soal Memanasnya Iran-AS: Kita Jangan Terlalu Heboh
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menanggapi santai terkait isu ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Menurutnya, pertikaian kedua negara tersebut tak perlu dibesar-besarkan meskipun akan berdampak kepada negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Jangan kita terlalu heboh yang berlebihan," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/1).
Luhut mengakui, dampak terbesar memanasnya hubungan ke dua negara akan berimbas terhadap melonjaknya harga minyak dunia. Kendati begitu, baginya itu merupakan hal yang biasa-biasa saja.
"Pasti naik (harga minyak) ya. Tidak apa-apa semua itu kan hidup pasti ada naik turun," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)