Miris, Kota Ini Sumber Tambang Berlian Tapi Warganya Tetap Sengsara
Kota ini bahkan menjadi kota paling miskin di negaranya.
Di tengah kemiskinan dan pengangguran yang melanda kota Panna, India, terdapat seorang pria berusia 67 tahun bernama Prakash Sharma mengungkapkan semangatnya yang tak pernah padam untuk mencari berlian. Sharma telah menghabiskan lebih dari lima dekade sebagai pemburu berlian di daerah tersebut.
"Saya merasa sakit jika tidak mencari berlian. Rasanya seperti narkoba," kata Sharma.
- Kisah Miris Perwira Eks Komandan Kompi Pejuang Kemerdekaan, Jadi Pengemis Usai RI Merdeka Kini Wafat Bernisan Amat Sederhana
- Miris, Kepala Bocah 7 Tahun Digigit Anjing Tetangga saat Main Bola
- Hendak Melerai Perkelahian, Penjual Miras di Maros Malah Dibacok Pelanggannya Sendiri
- Miris, Kondisi Desa Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat
Dilansir dari BBC, meski Panna dikenal sebagai rumah bagi sebagian besar cadangan berlian, kota ini merupakan salah satu daerah termiskin di India. Warganya menghadapi tantangan besar mulai dari kemiskinan, kekurangan air, hingga terbatasnya lapangan pekerjaan. Di samping itu, harapan para pemburu berlian untuk mengais kekayaan masih tetap menggebu-gebu.
Para Penambang di Panna menyewa lahan untuk melakukan kegiatan penambangan secara tradisional. Mereka memulai aktivitas di pagi hari dengan menggali kerikil, mencuci, mengeringkan, dan menyaringnya hingga matahari terbenam.
Meskipun tambang berlian di daerah ini telah berkurang dan banyak yang terbengkalai akibat penambangan berlebihan, para penambang tetap melanjutkan aktivitasnya. Mereka menyerahkan temuan kepada kantor berlian pemerintah untuk dievaluasi dan dijual dengan cara dilelang.
Mirisnya, hasil yang didapat sering kali tidak sebanding dengan kerja keras yang mereka lakukan. Setelah dipotong royalti dan pajak, sebagian besar dari mereka hanya menerima imbalan kecil.
Tradisi Berburu Berlian di Panna
Sharma memulai pekerjaannya sebagai pemburu berlian pada tahun 1974, setelah mengikuti jejak sang ayah. Dia mengingat penemuan berlian enam karat pertamanya, yang memberi keuntungan besar, sehingga dia ingin terus melanjutkan pekerjaan ini.
"Saya ingin melanjutkan pekerjaan ini daripada mendapatkan pekerjaan pemerintah dengan bayaran rendah," ujarnya.
Sama halnya dengan Sharma, ribuan pria mulai dari kalangan muda dan tua, menghabiskan hari-hari mereka di tambang. Mereka berharap menemukan berlian yang akan mengubah nasib mereka.
Tradisi berburu berlian di Panna sering kali diwariskan dari generasi ke generasi. Sama halnya yang dialami oleh Shyamlal Jatav, dia melanjutkan warisan keluarganya yang telah berumur ratusan tahun. Dulu kakeknya pernah menemukan banyak berlian, tetapi nilai jualnya jauh berbeda dengan saat ini.
Di tengah banyaknya harapan untuk meraih kekayaan, ada beberapa yang berhasil, seperti Gound. Dia merupakan seorang buruh yang terjerat utang dan baru-baru ini menemukan berlian besar seberat 19,22 karat, yang dijualnya seharga sekitar 8 juta rupee atau Rp1,6 miliar.
Selama lebih dari 3.000 tahun, India dikenal sebagai sumber utama berlian di dunia, namun posisi ini mulai tergeser pada abad ke-18 oleh penemuan di Brasil dan Afrika Selatan. Meski demikian, warisan Panna sebagai pusat berlian tetap bertahan. Tambang Majhgawan yang dikelola oleh National Mineral Development Corporation (NMDC), merupakan satu-satunya sumber produksi berlian terorganisir di India. Lebih dari 1,3 juta karat berlian dihasilkan di Majhgawan sejak tahun 1968.
Walaupun semua orang diizinkan untuk menambang berlian di Panna, sebagian besar pemburu lebih memilih untuk menjual hasil tambang mereka secara ilegal untuk menghindari pajak dan mendapatkan pembayaran secara langsung. Seorang pedagang juga mengatakan bahwa pasar untuk berlian ilegal cukup besar, meskipun angka pastinya masih sulit untuk ditentukan. Sementara itu, pejabat penambangan Panna, Ravi Patel, mengakui perdagangan ilegal ini terjadi lantaran banyaknya hasil berlian yang berukuran kecil dan tidak memiliki nilai tinggi.
Meski menghadapi berbagai kesulitan, ribuan pria terus menggali tanah dengan harapan dapat mengubah nasib mereka. Misalnya, seperti seorang pemburu berlian yang baru mulai menambang setelah kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid 19. Dia menemukan berlian senilai 2,9 juta rupee setara dengan Rp580 juta dalam sebulan sejak pencarian berlian.
Kini, keluarganya telah pindah ke rumah beton dan dia terpilih sebagai kepala desa. Namun, pencariannya tidak berhenti di situ. Dia akan terus mencari berlian sebab telah menjadi bagian dari hidup sampai kelak dia akan mendapatkan keberuntungan yang lebih besar.
Hingga saat ini, Panna tetap menjadi simbol harapan dan perjuangan bagi banyak orang yang percaya bahwa berlian dapat mengubah kehidupan mereka.
Reporter magang: Thalita Dewanty