Pewter, Produk Kerajinan Berbahan Dasar Timah yang Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat Bangka
Mengenal Pewter, kerajinan tradisional dari bahan timah khas masyarakat Pulau Bangka
Pulau Bangka dinobatkan sebagai produsen Timah terbesar di Indonesia. Masyarakat pun memanfaatkan sumber daya tersebut untuk dijadikan kerajinan.
Pewter, Produk Kerajinan Berbahan Dasar Timah yang Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat Bangka
Pulau Bangka dinobatkan sebagai produsen Timah terbesar di Indonesia. Masyarakat pun memanfaatkan sumber daya tersebut untuk dijadikan kerajinan.
Pewter, mungkin banyak orang cukup asing dengan namanya. Bagi masyarakat Pulau Bangka, Pewter sudah menjadi sebuah kata yang sering di dengar dalam keseharian mereka.
-
Bagaimana cara para perajin Tumang membuat kerajinan tembaga? 'Kebanyakan kalau yang tua-tua, mereka pintar gambar pintar mengerjakan. Tapi kalau untuk pemahat, banyak anak muda yang nggak bisa. Mereka nggak mau ribet. Misalnya sesuatu yang seharusnya dikasih garis dulu, mereka nggak mau kasih garis soalnya kelamaan atau terlalu rumit,'
-
Dimana tembikar itu ditemukan? Meskipun situs tersebut hanya berukuran kurang dari 1 meter, 82 pecahan tembikar yang digali selama dua tahun memiliki dampak yang luas. 'Tidak adanya tembikar di Australia, sebagaimana dicatat oleh para pengamat Eropa awal dan terkini, mencerminkan dan digunakan untuk mendukung hierarki evolusi sosial rasis yang mencirikan masyarakat Aborigin sebagai masyarakat yang tidak memiliki kompleksitas budaya,' jelas penelitian tersebut, dikutip dari laman Artnet.
-
Siapa yang membuat tembikar itu? Sebuah studi baru di Quaternary Science Review membantah keyakinan lama bahwa suku Aborigin Australia tidak membuat tembikar. Para peneliti di Pusat Keunggulan Dewan Penelitian Australia untuk Keanekaragaman Hayati dan Warisan Australia bermitra dengan komunitas Aborigin Dingaal dan Ngurrumungu untuk pertama kalinya melakukan penggalian di Jiigurru (Pulau Kadal).
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan tembaga Tumang? Ciri khas dari kerajinan tembaga di Tumang adalah teksturnya yang khas. Tekstur itu tidak bisa ditemukan pada kerajinan logam manapun. Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan itu juga hanya ada di Tumang dan tak dijual di toko-toko manapun.
-
Siapa yang membuat kerajinan tembaga di Tumang? Salah satu perajin tembaga di Tumang adalah Nur Haris 'Boomber'. Ia berkata, usaha kerajinan tembaga di Desa Tumang telah diwariskan dari zaman nenek moyang.
Pewter adalah seni kerajinan logam dari timah berwarna putih keabuan yang bersumber langsung dari perut bumi. Pulau Bangka sudah dikenal sebagai wilayah penghasil timah sejak 350 tahun yang lalu.
Tak tanggung-tanggung, logam Bangka Belitung juga banyak dipakai oleh industri besar di Eropa sejak abad 19.
Asal Usul Pewter
Terdapat dua kitab India yang menyebutkan kata Bangka. Pada kitab kuno india abad 1 yaitu Milindapanca dan Mahaniddesa, kitab dari abad 3 masehi. Dalam kitab tersebut, nama Bangka disebut sebagai 'Vanca' atau 'Wangkadwipa' yang artinya Pulau Timah.
Melansir dari indonesia.go.id, menilik dari sejarah munculnya Pewter ini tak jauh dari kata "Spelter" dalam bahasa Inggris. Kata "Spelter" menurut peneliti sejarah dan naskah Kuno Walter William Skeat bahwa "Spelter" sebagai kegiatan melebur dan menempa timah batangan untuk dibuat alat makan.Selain alat makan, Pewter juga digunakan dalam kerajinan produk lainnya seperti kotak jam dinding, gantungan lilun, tudung penutup lain, dan juga medali.
Bahan Kerajinan Ekonomis
Meski kerajinan Pewter dimulai dari negara-negara di Eropa, Pulau Bangka juga memanfaatkan hasil bumi itu untuk dijadikan kerajinan yang bernilai ekonomis.
Tak heran, jika Pewter banyak melahirkan produk-produk tetap yang tahan lama seperti gantungan kunci hingga replika mini. Di Pulau Bangka, Pewter menghasilkan karya replika kereta dorong pengangkut balok timah dan kereta tas golf.
Proses pembuatannya harus dipadukan dengan keterampilan manusia dan juga teknologi. Timah Putih dapat melebur di suhu 223 derajat.
Masyarakat Pulau Bangka pun membuat kerajinan Pewter sesuai permintaan konsumen, seperti miniatur pinisi, kendaraang tambang, rumah adat Bangka, Jembatan Ampera, vas bunga, kaligrafi, dan lain sebagainya.
Seluruh produksi Pewter bisa memakan waktu 1 sampai 3 hari lamanya. Untuk waktu pembuatannya bisa 1 minggu sampai 1 bulan tergantung dari tingkat kesulitan tiap Pewternya. (Foto: indonesia.go.id)
Sosok Pemerhati
Awal mula perkembangan industri Pewter di Bangka sudah dimulai sejak tahun 80-an. Ada sosok yang memberikan perhatian kepada para perajin Pewter di Bangka, yaitu Tuti Hermiatin atau istri lain dari Kuntoro Mangkusubroto yang menjabat direktur utama PT Timah.
Saat itu, Titi memberikan bantuan permodalan kepada perajin berupa uang tunai dan peralatan perbengkelan yang mempermudah pekerjaan para perajin Pewter di Pulau Bangka.
Kerajinan Pewter termasuk dalam golongan kerajinan yang cukup mahal, mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan rupiah. Hal ini produk Pewter hanya bisa dibeli oleh kalangan menengah ke atas saja.
Tingkatkan Kualitas Mutu
Peneliti dari badan LIPI menyebutkan bahwa kerajinan Pewter di Pulau Bangka masih dibuat dengan teknologi tradisional, sehingga memicu logam cepat kusam, desainnya yang tidak berkembang dan terlihat sederhana.
Pada akhirnya, LIPI membangun pusat teknologi Pewter di Kota Pangkalpinang yang bertujuan untuk membantu meningkatkan produk lebih berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi.
Dari pusat teknologi Pewter, perajin berhasil menciptakan desain yang inovatif dan beragam, seperti seni diorama, maket gedung, logo, emblem perusahaan berbahan dasar timah. Bahkan, mereka membuat produk gantungan kunci bergambar badak dan Harimau Sumatra.