Mobil Lebih Ringan, Emisi Karbon Berkurang
Pemerintah terus berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional hingga 2030. Ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk menjalankan Paris Agreement.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional hingga 2030. Ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk menjalankan Paris Agreement.
Paris Agreement merupakan kerangka kebijakan jangka panjang bagi negara-negara untuk mengurangi emisi karbon. Dengan demikian, suhu dunia bisa di bawah 2 derajat per tahun.
-
Bagaimana karbon hitam membuat ban mobil lebih tahan lama? Produsen menambahkan bahan karbon ini agar ban mobil maupun kendaraan lainnya menjadi lebih tahan lama.
-
Kapan Kalpataru dibuat berdasarkan hasil uji karbon? Pada tahun 2014 silam, dilakukan uji karbon 14 terhadap kalpataru di Beta Analytic Radical Foundation Laboratory yang berada di Miami-Florida, USA. Hasil uji karbon yang dilakukan lembaga terpercaya di dunia itu menunjukkan kalpataru dibuat antara tahun 1445 – 1525.
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
-
Bagaimana Pertamina ingin mengurangi emisi karbon? Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp 122 triliun pertahun. Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun.
-
Bagaimana Pertamina memastikan kelancaran distribusi BBM, LPG, dan Avtur selama Nataru? Pertamina Patra Niaga telah menyiapkan strategi untuk memastikan kehandalan operasi, distribusi, serta penyiapan layanan dan fasilitas tambahan selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Kami berkomitmen memberikan pelayanan paling optimal untuk kelancaran perjalanan masyarakat,” ujar Riva.
-
Di mana petroglif-petroglif tersebut ditemukan? Petroglif yang dilaporkan baru ditemukan di wilayah Zhambyl (juga dieja Jambyl), yang terletak di tenggara Kazakhstan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia mendorong pemanfaatan energi ramah lingkungan atau green energy. Salah satunya dalam mengembangkan proyek mobil emisi karbon rendah (Low Emission Carbon Project/LECP) melalui kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC).
Guna memuluskan komitmen pemerintah ini, pada September lalu, PT Pertamina Lubricants telah meluncurkan produk pelumas synthetic terbaru, yakni Pertamina Fastron Eco Green, yang khusus diformulasikan untuk kendaraan LCGC. Bahkan, Fastron Eco Green dapat digunakan untuk mesin mobil LCGC yang dilengkapi turbo (non-direct injection) guna mendukung pengurangan emisi gas buang.
Public Relation PT Pertamina Lubricants Intania Primasari Prionggo mengatakan, animo masyarakat terhadap produk ini sangat baik. Terlebih lagi, penggunaan kendaraan LCGC di Indonesia masih tumbuh pesat. Dia mencatat, penjualan Pertamina Fastron Eco Green di Pulau Jawa telah mencapai 2.000 doz dalam 2 bulan.
"Sudah teruji bahwa Fastron eco green ini bisa menjadikan kendaraan LCGC lebih irit, lebih lancar, lebih awet, lebih bersih, bertenaga, responsive dan pastinya lebih melindungi mesin," kata Intan saat dihubungi Merdeka.com.
Dia menjelaskan, Pertamina Lubricants terus aktif mengajak berbagai komunitas kendaraan LCGC untuk menggunakan pelumas ini. Meski demikian, penjualan pelumas ini masih difokuskan di Pulau Jawa.
"(Target ke Luar Pulau Jawa) Kita lihat perkembangannya di 2020, karena di Jawa pun penjualan baik sekali," imbuhnya.
Keunggulan dan Spesifikasi
Fastron Eco Green diformulasikan dengan menggunakan aditif yang lebih unggul dalam menjaga kestabilan kekentalan sehingga lebih baik dalam melindungi mesin. Formulasi baru yang dikembangkan untuk Fastron Eco Green juga lebih unggul dalam mencegah terjadinya deposit sisa pembakaran di dalam mesin.
Selain itu, pelumas ini juga diformulasikan dengan teknologi Nano Guard, yakni teknologi pelumas sintetis paling canggih untuk mesin bensin terbaru dan dirancang dengan cermat untuk memenuhi persyaratan performa teratas yang terbukti efektif melindungi mesin dan membersihkannya secara menyeluruh.
Berbeda dengan pelumas Fastron Series lainnya, Fastron Eco Green hadir dengan ukuran 3,5 Liter dan 2 spesifikasi, yaitu 0W-20 API SN dan 5W-30 API SN ILSAC GF 5 sehingga pelumas ini cocok untuk mesin mobil LCGC seperti Toyota (Agya, Calya), Honda (Brio), Daihatsu (Ayla, Sigra), Datsun (Go), Suzuki (Ertiga) yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Salah satu karyawan SPBU 31.128.02, Ruri mengatakan, meski baru diluncurkan namun penjualan Oli Fastron Eco Green terbilang pesat. Dia menjelaskan, beberapa hari usai diluncurkan, sudah banyak konsumen yang tertarik untuk membelinya.
"Sehabis diluncurkan kan dipasang spanduk terus selang beberapa hari langsung ada yang nanya Fastron Eco Green gimana. Yang paling tinggi penjualannya yang series 5W-30. Bedanya sih cuma di tingkat kekentalannya. Kebanyakan yang beli itu pengguna mobil Ayla sama Ertiga," kata Ruri.
Fastron Eco Green memiliki kualitas lebih dan berbahan baku sintetik yang telah didesain untuk perlindungan maksimal terhadap kehalusan mesin, konsumsi BBM, dan akselerasi optimal untuk aktivitas dalam kota. Konsumen bisa membeli oli Fastron Eco Green dengan spesifikasi 0W-20 seharga Rp 250.000, dan untuk spesifikasi 5W-30 seharga Rp 235.000 di bengkel-bengkel Own-channel, yakni Olimart dan juga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
(mdk/azz)