Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Jauh sebelum Pancasila dirumuskan, Sunan Bonang sudah membawa misi kesatuan dengan menghargai perbedaan dalam misi-misi dakwahnya. Salah satunya dibuktikan dengan kalpataru, kayu bercabang empat yang punya filosofi mendalam.
-
Apa yang ada di petilasan Sunan Kalijaga? Untuk ruang pertama difungsikan untuk tawasul atau mengerjakan amalan demi mendekatkan diri pada Allah SWT. Ruangan kedua juga sama, sebagai tempat Tawasul dan dekat dengan makam-makam.Untuk ruangan terakhir digunakan untuk tempat beristirahat Sunan Kalijaga, lengkap dengan kasur, kelambu dan alat tidur lainnya.
-
Apa gelar Sunan Bonang? Mengutip Suluk Wijil, Sunan Bonang disebut sebagai Ratu Wahdat, yang sama artinya dengan selibat (tidak beristri).
-
Apa simbol di Masjid Kuno Kaujon? Ada simbol dua buah nanas di dalam masjid yang konon menggambarkan kondisi manusia.
-
Mengapa Sunan Bonang menandingi upacara agama Tantrayana? Dalam misi penyiaran agama Islam di Singkal Nganjuk, Sunan Bonang mengadakan upacara kenduri menandingi upacara agama Tantrayana dilakukan oleh petinggi-petinggi Majapahit.
-
Kenapa Candi Banyunibo disebut 'Si Sebatang Kara'? Dahulu, candi ini sempat dijuluki 'Si Sebatang kara' oleh masyarakat setempat karena lokasinya yang terpencil, jauh dari candi-candi lainnya di wilayah serupa.
-
Dimana makam istri Sunan Bonang? Konon, makam istri Sunan Bonang yang berasal dari negeri Champa berada di kawasan Pasujudan Sunan Bonang di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Mengenal Kalpataru
Kalpataru merupakan kayu jati bercabang empat. Pada setiap sudutnya, terdapat motif bangunan suci agama tertentu.
Mengutip Instagram @tuban_bercerita, terdapat bangunan suci pasa setiap sisi kayu. Mulai dari agama Islam yang dilambangkan dengan musala. Hindu dengan pura, Buddha dengan vihara, dan Konghucu dengan kelenteng.
Kalpataru pertama kali ditemukan di kompleks makam Sunan Bonang. Kayu jati bercabang empat ini menjadi penyanggah Pendapa Rante bagian timur. Saat ini, kalpataru disimpan di Museum Kambang Putih, Kabupaten Tuban.
Pada tahun 2014 silam, dilakukan uji karbon 14 terhadap kalpataru di Beta Analytic Radical Foundation Laboratory yang berada di Miami-Florida, USA.Hasil uji karbon yang dilakukan lembaga terpercaya di dunia itu menunjukkan kalpataru dibuat antara tahun 1445 – 1525. Tahun ini menunjukkan masa hidup Sunan Bonang.
Mengutip situs resmi IAIN Tuban, Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525 Masehi.
Teladan Sunan Bonang
Kalpataru juga dikenal dengan sebutan pohon harapan yang menggambarkan kehidupan.
Kayu jati dengan empat cabang yang menggambarkan rumah ibadah agama-agama berbeda ini menunjukkan sikap Sunan Bonang.
Ia adalah ulama besar yang mau menerima keberadaan agama lain di sekitarnya.
Melalui Kalpataru, Sunan Bonang menyampaikan pentingnya menjaga harmoni sosial, bersikap toleran, serta saling menghormati meskipun ada perbedaan latar belakang kepercayaan dan budaya berbeda.
Pahatan rumah ibadah empat agama tersebut memperlihatkan bahwa Sunan Bonang melalukan proses internalisasi nilai-nilai religi dengan mengindahkan kontekstualitas masyarakat.
Salah satu Walisongo penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini menjadi bukti bahwa moderasi beragama di Kabupaten Tuban sudah ada sejak jauh-jauh hari.
Warisan Lain
Selain Kalpataru, Sunan Bonang meninggalkan alat musik bonang di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Saat pemugaran gerbang kedua di kompleks makam Sunan Bonang, pernah ditemukan patung kepala arcakala. Bukti tersebut menunjukkan bahwa Sunan Bonang seorang ulama yang pluralis. Sosok yang mau menerima keberadan keyakinan lain yang ada di sekitarnya.
Sebagian ulama menyebut Sunan Bonang sebagai gurunya para guru. Alasannya, Sunan Bonang merupakan salah satu ulama terkenal, seorang sufi, ilmuwan dan satu-satunya Wali Songo yang meninggalkan karya tulis dan ajaran tertulis.