Mulai 2026 Harga Tiket Pesawat ke Singapura Naik, Ini Biang Keroknya
Kementerian ESDM memprediksi harga tiket pesawat ke Singapura naik pada Januari 2026 mendatang.
Kementerian ESDM memprediksi harga tiket pesawat ke Singapura naik pada Januari 2026 mendatang.
- Harga Tiket Pesawat dari Jakarta ke Kuala Lumpur Hanya Rp831.672, ke Bali Tembus Rp1.553.447 per Orang
- Harga Tiket Pesawat Mahal, Ternyata Ini Penyebabnya
- Harga Tiket Pesawat Mahal, Menhub: Tak Ada Maskapai Langgar Tarif Batas Atas
- Ternyata Ini Penyebab Harga Tiket Pesawat Rute Domestik Lebih Mahal dari Singapura dan Thailand
Mulai 2026 Harga Tiket Pesawat dari dan ke Singapura Naik, Ini Biang Keroknya
Mulai 2026 Harga Tiket Pesawat ke Singapura Naik, Ini Biang Keroknya
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga tiket pesawat ke Singapura akan mengalami kenaikan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi bilang kenaikan harga tiket pesawat tersebut menyusul diaplikasikannya pemakaian bioavtur pada unit pesawat yang berada di Bandara Changi, Singapura.
"Kalau nanti terbang ke Singapura per 1 Januari 2026 maka nanti dipajakin (Singapura) sehingga tiketnya akan lebih mahal," kata Eniya seperti dilansir dari Antara, Kamis (4/7).
Eniya menjelaskan kenaikan tiket ke Singapura karena setiap penumpang pesawat dibebankan menanggung 1 persen bioavtur dan harga bioavturnya.
Menurut dia, hal ini dapat menjadi potensi bisnis bagi Indonesia untuk mempersiapkan terkait bioavtur bagi sektor penerbangan.
"Ini harus kita lihat sebagai satu potensi bisnis, satu tantangan. Jadi kita harus benar-benar persiapkan. Sekarang sudah global di mana situasinya itu saling berkaitan," kata Eniya.
Untuk itu, Kementerian ESDM telah meminta Pertamina untuk melakukan akselerasi terkait bioavtur. Perusahaan BUMN tersebut sudah menjalin kolaborasi bersama Airbus dan Boeing.
"Saya rasa Pertamina juga sudah mempersiapkan karena kita ingin dorong dari palm-based bioavtur. Mudah-mudahan ini bisa mengakselerasi investasi kita di bidang energi baru terbarukan (renewable energy)," kata Eniya.
Eniya bilang pengembangan bioavtur perlu diakselerasi di sektor penerbangan.
Dalam hal ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sudah mempunyai peta jalan (roadmap).
Roadmap dari bioavtur untuk penggunaan di pesawat terbang sudah dikeluarkan dan sedang masuk tahap pemberian masukan dari Kementerian ESDM.
"Jadi sekarang sedang konsensus juga di berbagai kementerian untuk memberikan masukan," ujar Eniya.
Sebagai informasi, pada 27 Oktober 2023, Pertamina dan Garuda Indonesia melaksanakan penerbangan komersil perdana menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuels (SAF) atau bioavtur dengan rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menuju Bandara Adi Soemarmo (Surakarta), dan kembali ke Jakarta.
Perjalanan Pertamina SAF telah diinisiasi sejak 2010 melalui Research & Technology Innovation Pertamina dengan melakukan riset pengembangan produk dan katalis.
Pada 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi co-processing dari bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit yang telah mengalami proses pengolahan pemucatan, penghilangan asam lemak bebas dan bau, dengan kapasitas 1.350 kilo liter (kl) per hari.