Naik 124 Persen, Merdeka Battery Materials Cetak Laba Bersih USD 60 Juta
Pertumbuhan kinerja mengesankan sepanjang Januari-September 2024 ini ditopang oleh ekspansi produksi dan inisiatif peningkatan efisiensi.
PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA/'Perseroan') berhasil mencetak pendapatan mencapai USD 1,38 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 58 persen secara tahunan (year-on-year). Waktu bersamaan, perusahaan mengantongi laba bersih sebesar USD60 juta atau meroket 124 persen secara tahunan.
Pertumbuhan kinerja mengesankan sepanjang Januari-September 2024 ini ditopang oleh ekspansi produksi dan inisiatif peningkatan efisiensi.
- Menteri Bahlil: Indonesia akan Kirimkan Bahan Baku Baterai ke Tesla
- Harga baterai untuk kendaraan listrik ternyata telah mengalami penurunan hingga 90 persen.
- Pemerintah Mau Buka Pusat Riset Baterai Kendaraan Listrik, Bakal Datangkan Periset dari China
- Pemerintah Resmikan Pabrik Baterai Motor Listrik Pertama dengan TKDN Tertinggi
Adapun, Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) dan laba bersih sebesar USD 114 juta dan USD 60 juta atau masing-masing melonjak 78 persen dan 124 persen secara tahunan.
Corporate Secretary PT Merdeka Battery Materials Tbk, Deny Greviartana Wijaya menjelaskan, pendorong lonjakan kinerja tersebut adalah kenaikan produksi limonit dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (“PT SCM”) serta produksi nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM).
Deny menjelaskan, sepanjang kuartal I hingga III tambang SCM memproduksi limonit sebesar 6,7 juta wet metric tonnes (WMT), 176 persen lebih tinggi dari produksi 9 bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, SCM memproduksi 1,9 juta WMT saprolit, atau 113 persen lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Selain itu, smelter RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) menghasilkan 63.338 ton nikel dalam NPI, sedangkan pabrik nickel matte memproduksi 38.422 ton nikel dalam HGNM," kata Deny dalam keterangannya, Kamis (19/12).
Kenaikan EBITDA
Dari sisi EBITDA, Deny mengatakan kenaikan EBITDA terutama ditopang oleh bisnis pengolahan nikel, yaitu NPI senilai USD 76 juta, HGNM senilai USD 28 juta, dan limonit senilai USD 29 juta, dikurangi dengan biaya lainnya senilai USD 18 juta, termasuk biaya korporasi.
Selain kenaikan produksi dan penjualan, kinerja positif MBMA sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga didukung oleh upaya Perseroan untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan melakukan perawatan rutin smelter untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keamanan operasional.
Kemudian, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, cash cost untuk NPI turun menjadi USS10.387 per ton dari USD12.775 per ton pada 9 bulan pertama 2023, menempatkan cash cost di posisi bawah target rentang USD10.000-USD11.000 untuk 2024.
"Capaian positif pada 9 bulan pertama tahun ini membuktikan komitmen Perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui efisiensi dan optimalisasi aset-aset kami yang terintegrasi secara vertikal. Pertumbuhan ini sekaligus meletakkan landasan yang kuat menuju visi MBMA menjadi pemimpin dalam transformasi energi global dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan," tutup Deny.