Neraca Perdagangan Januari 2022 Indonesia Surplus USD 930 Juta
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional periode Januari 2022. Pada bulan lalu, neraca perdagangan tercatat mengalami surplus sebesar USD 0,93 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional periode Januari 2022. Pada bulan lalu, neraca perdagangan tercatat mengalami surplus sebesar USD 0,93 miliar.
"Neraca perdagangan surplus USD0,93 miliar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, Jakarta, Selasa (15/2).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Dia mengatakan, surplus tersebut berasal dari ekspor dan impor. Ekspor Indonesia pada Januari 2022 bernilai USD 19,16 miliar. Angka itu, naik 25,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Untuk harga minyak mentah Indonesia atau ICP naik dari USD73,6 per barel pada Desember 2021 menjadi USD 85,89 per barel pada Januari 2022," kata Setianto.
Adapun komoditas yang mengalami peningkatan adalah minyak sawit, minyak kernel, timah, tembaga, dan karet. Peningkatan ekspor tersebut memberikan dampak positif pada neraca dagang Indonesia.
Sementara itu, BPS juga mencatat impor Indonesia pada Januari 2022 tumbuh tinggi. Nilai impor Indonesia adalah USD 18,23 miliar. "Impor naik 36,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya year-on-year," kata Setianto.
Kinerja Ekspor
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia Januari 2022 mencapai USD 19,16 miliar. Angka tersebut turun 14,29 persen dibanding ekspor Desember 2021 sebesar USD 22,36 miliar. Penurunan ini dikarenakan pola musiman.
"Secara month to month ekspor kita turun dari USD 22,36 miliar menjadi USD 19,16 miliar atau turun sekitar 14,29 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dalam konferensi pers, Selasa (15/2).
Setianto menegaskan, memang menjelang peralihan akhir bulan ke awal bulan di tahun yang berbeda sering terjadi penurunan angka ekspor.
Penurunan secara bulanan terjadi untuk komoditas migas yang turun sebesar 17,59 persen dari USD 1,09 miliar di Desember 2021 menjadi USD 0,90 miliar di Januari 2022.
Hal yang sama juga terjadi di komoditas non migas, yang turun minus 14,12 persen pada Januari 2022 menjadi USD 18,26 miliar. Jika dibandingkan dengan Desember 2021 ekspor non migas mencapai USD 21,27 miliar.
(mdk/bim)