Nilai tukar Rupiah menguat ke level Rp 13.851 per USD
Rupiah menguat seiring tingginya harapan perbaikan ekonomi domestik.
Laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah menguat 55 poin ke level Rp 13.851 per USD dibanding perdagangan kemarin di Rp 13.906 per USD.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar diprediksi bergerak di rentang Rp 13.838 per USD hingga Rp 13.883 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 79 poin menjadi Rp 13.885 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.964 per USD.
"Harapan perbaikan ekonomi domestik setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) masih cukup kuat, sentimen itu masih cukup mampu menahan sentimen negatif eksternal sehingga menopang laju rupiah," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova dalam riset harian.
Penurunan suku bunga acuan atau BI rate diharapkan bisa memicu peningkatan pertumbuhan kredit di dalam negeri. Dengan begitu produk barang maupun jasa juga berpotensi tumbuh yang akhirnya menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.
(mdk/idr)