Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp 14.183 per USD
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Kamis (4/4). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.191 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.223 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Kamis (4/4). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.191 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.223 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih lanjutkan penguatan usai pembukaan. Tercatat, nilai tukar Rupiah saat ini berada di level Rp 14.183 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mencatat bahwa nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi atau melemah terhadap Dolar AS (USD) dalam satu pekan terakhir ini. Pelemahan nilai tukar Rupiah mencapai 0,5 persen.
"Rupiah mengalami depresiasi selama seminggu 0,5 persen," kata dia saat ditemui di Masjid kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/3).
Kendati demikian, secara year to date (ytd) Dody menegaskan bahwa kondisi Rupiah masih berada dalam trend yang positif. "Secara ytd masih positif apresiasi 0,9 persen," ujarnya.
Dia mengungkapkan, depresiasi Rupiah saat ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Di mana pertumbuhan ekonomi dipastikan melambat serta Brexit yang masih belum ada kejelasan.
"Dan beberapa negara emerging market (berkembang) seperti Argentina mengalami tekanan Pesonya Turki juga demikian, treatment presiden membuat Lira tertekan itu secara global dari pasar keuangan ke emerging dampaknya terasa," ungkapnya.
Dody menjelaskan, kondisi Rupiah banyak dipengaruhi oleh keadaan supply dan demand di pasar. Oleh karena itu bank sentral dikatakannya akan selalu menjaga Rupiah untuk tetap berada pada fundamentalnya. Kendati demikian, dia mengakui nilai tukar Rupiah saat ini memang masih kemurahan atau undervalue.
"Jadi itu kita selalu melihat stabilitasnya mengarah menguat atau melemah tentunya sepanjang itu sesuai fundamentalnya harus kita terima. Kita melihat saat ini masih undervalue, sehingga seharusnya masih bisa lebih menguat," ujarnya.
Baca juga:
BI: Modal Asing Masuk Indonesia Capai Rp 90 Triliun Hingga Akhir Maret
Bank Indonesia: Rupiah Melemah 0,5 Persen Dalam Sepekan Terakhir
BI Sebut Rupiah Melemah Akibat Tertekan Defisit Transaksi Berjalan
Rupiah Menguat Tipis di level Rp 14.172 per USD
Sempat Menguat, Rupiah Kembali Melemah di Rp 14.163 per USD
Per 19 Maret 2019, Rupiah Menguat 1,05 Persen