OJK Sebut Pengurangan Kantor Cabang Bank Suatu Keniscayaan Imbas Layanan Digital
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, mengatakan berkurangnya jumlah kantor operasional cabang perbankan merupakan suatu keniscayaan. Mengingat kian tingginya antusias nasabah untuk memanfaatkan berbagai layanan perbankan secara digital.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, mengatakan berkurangnya jumlah kantor operasional cabang perbankan merupakan suatu keniscayaan. Mengingat kian tingginya antusias nasabah untuk memanfaatkan berbagai layanan perbankan secara digital.
"Kantor cabang (berkurang) suatu keniscayaan. Masyarakat juga sudah dimanjakan dengan pemanfaatan gadget untuk melakukan berbagai transaksi keuangan," ujar dia dalam acara Media Briefing: Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 di Jakarta, Jumat (15/1).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
Kendati demikian, OJK tetap meminta pihak perbankan untuk tetap mengedepankan aspek perlindungan bagi setiap nasabah. Antara lain dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi maupun edukasi atas penggunaan layanan digital yang tersedia.
"Karena kemarin ada informasi dari beberapa daerah, ada seorang guru yang tiba-tiba uang tabungannya hilang karena ternyata dia nitipkan passwordnya ke saudaranya," terangnya.
Anto menilai dari kasus tersebut menjadi pelajaran bersama akan pentingnya aspek literasi digital. Sehingga pihak perbankan juga diminta lebih aktif menyampaikan kegiatan sosialisasi terhadap nasabahnya.
"OJK berkali-kali mengatakan, meskipun sudah dimudahkan, tetapi ada satu bagian yang tidak boleh dilupakan, ialah memahami bagaimana penggunaan digital itu sendiri," ujar dia mengakhiri.
Hadapi Digitalisasi, Bos BRI Dorong Karyawan Kantor Cabang Jadi Penyuluh Digital
Tren penutupan kantor cabang bank terus meningkat. Begitu juga pembukaan ATM yang terus mengalami penurunan. Kondisi ini dipicu oleh proses transformasi digital yang dilakukan perbankan.
Tentu ini akan berdampak pada tenaga kerja bank yang bekerja di kantor cabang. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso terdorong untuk melakukan inovasi. Para karyawan bank dari kantor cabang yang tutup bakal direlokasi sebagai penyuluh digital perbankan.
"Boleh jadi nanti ada penyuluh-penyuluh digital yaitu orang yang direalokasi dari kantor ke lapangan," kata Sunarso dalam Webinar Nasional bertajuk The Future of Digital Banking, Jakarta, Kamis (23/7).
Sebagai bank dengan target pasar pelaku UMKM, BRI ingin masyarakat mendapatkan edukasi tentang produk digital perbankan. Sehingga memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
"Yang selama ini bekerja di kantor jadi ke lapangan untuk mendidik masyarakat, kan ini tidak masalah," kata Bos Bank BRI ini.
Sunarso mempersilakan para bankir berinovasi tentang produk digital. Sementara, edukasi masyarakat tentang digital perbankan menjadi pasar bank pelat merah ini.
"Makanya yang gini-gini (edukasi masyarakat) ke BRI saja, yang lain inves ke yang lain saja, kita saja yang inves di area ini," kata dia.
(mdk/bim)