Oxfam: Kekayaan 62 biliuner setara separuh populasi miskin dunia
Ketimpangan ekonomi masih menjadi wajah dunia.
Sebanyak satu persen populasi biliuner memiliki aset melebihi separuh populasi dunia. Demikian hasil studi diungkap Oxfam dihadapan elit politik dan keuangan global hadir dalam World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Senin (18/1).
Studi bertajuk "An Economy for the 1%" itu menunjukkan ketimpangan ekonomi masih menjadi wajah dunia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang membuat orang terkaya Indonesia berpengaruh? Selain kesuksesan finansial, tokoh-tokoh berpengaruh ini juga berdampak pada bisnis dan masyarakat.
-
Siapa pemilik tanah di MH Thamrin yang diketahui sebagai orang terkaya di Indonesia? Salah satu orang yang memiliki tanah di kawasan ini ialah Pemilik Bank BCA, Budi Hartono, orang terkaya nomor 1 di Indonesia yang memiliki kekayaan senilai Rp739 triliun
-
Bagaimana Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia? Forbes menuliskan, kekayaan mantan sopir Angkot itu bersumber dari usaha di sektor Petrokimia. Selain itu, kekayaan orang nomor satu di Indonesia tersebut juga berasal dari bisnis di sektor pertambangan.
Sebagai gambaran, sebanyak 62 orang terkaya memiliki kekayaan setara setengah populasi miskin dunia. Ini mengecil ketimbang lima tahun lalu sebanyak 388 orang.
"Ini tak bisa diterima. Dimana, kepemilikan separuh populasi orang miskin dunia tak lebih besar dari beberapa lusin orang terkaya dunia," kata Direktur Eksekutif Oxfam International Winnie Byanima, seperti dikutip Channel News Asia.
Meskipun, banyak pemimpin dunia menyuarakan pentingnya mengatasi ketidakadilan ekonomi. Namun, ketimpangan kesejahteraan antara penduduk kaya dan miskin masih terus melebar dalam setahun terakhir.
"Salah satu penyebab peningkatan ketimpangan adalah kemakmuran lebih banyak dinikmati pekerja dihampir seluruh negara maju dan negara paling berkembang. Mayoritas pekerja berupah rendah di dunia adalah wanita."
Untuk mengatasi ketimpangan itu, Oxfam mendesak pengakhiran era tax haven.
Sebagai ilustrasi, sebanyak 30 persen kekayaan Afrika dilarikan ke negara surga pajak. Alhasil, negara di Benua Hitam tersebut diestimasi kehilangan potensi pajak sebesar USD 14 miliar per tahun.
"Pelarian pajak ini membuat banyak pemerintahan kehilangan sumber daya untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan."
(mdk/yud)