Awas, Otak Manusia Bisa Menyusut Gara-gara Ini
Dampak dari pemanasan global yang sedang terjadi saat ini telah terbukti memengaruhi ukuran otak manusia serta perilaku yang ditunjukkan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat berperan dalam mengecilnya ukuran otak manusia. Penelitian yang dipimpin oleh Jeff Morgan Stibel, seorang ilmuwan di Natural History Museum di California, dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior, and Evolution.
Stibel berusaha untuk memahami proses evolusi manusia dan adaptasi terhadap tekanan lingkungan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Dampak pemanasan global saat ini diketahui mempengaruhi ukuran otak manusia serta perilaku yang dihasilkan.
-
Bagaimana ketakutan iklim berdampak pada mental? Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan beragam emosi negatif pada kelompok usia ini, yang dikenal sebagai 'ketakutan iklim.'
-
Kenapa perubahan iklim berdampak buruk pada kesehatan mental? Dampak psikologis dari perubahan iklim juga signifikan. Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai yang meningkat karena perubahan iklim dapat menyebabkan trauma dan stres pasca-trauma.
-
Apa dampak perubahan iklim pada kesehatan mental? Ketakutan dan kekhawatiran terhadap perubahan iklim semakin menjadi perhatian utama di seluruh dunia, terutama di kalangan generasi muda.
-
Siapa yang merasakan dampak perubahan iklim pada mental? Penelitian ini memfokuskan pada pengalaman kaum muda di Inggris Raya, dengan rentang usia 16 hingga 24 tahun.
-
Siapa yang paling berisiko terdampak perubahan iklim pada kesehatan mental? Penelitian menunjukkan bahwa suhu yang ekstrem dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental.
-
Bagaimana aktivitas manusia menyebabkan perubahan iklim? Penggunaan batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).
Menurut laporan dari Science Alert Sabtu (2/11), penelitian ini menganalisis perubahan ukuran otak pada 298 spesimen Homo selama 50.000 tahun terakhir. Penelitian tersebut mengaitkan perubahan ukuran otak dengan data suhu global, kelembapan, dan curah hujan yang tercatat dalam sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran otak rata-rata dari spesimen Homo cenderung lebih kecil ketika iklim menjadi lebih hangat, dibandingkan dengan periode ketika iklim lebih dingin. Penelitian Stibel sebelumnya yang berkaitan dengan penyusutan ukuran otak mendorongnya untuk menyelidiki lebih dalam mengenai penyebab fenomena ini.
Untuk mencapai tujuannya, Stibel mengumpulkan data ukuran tengkorak dari sepuluh sumber yang sudah dipublikasikan, menghasilkan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 50.000 tahun.
Ia juga mempertimbangkan estimasi ukuran tubuh yang disesuaikan dengan faktor geografis dan jenis kelamin agar dapat memperkirakan ukuran otak dengan lebih akurat. Fosil-fosil yang dianalisis dikelompokkan berdasarkan periode waktu mereka hidup.
Stibel menerapkan empat rentang usia fosil yang berbeda, yaitu 100 tahun, 5.000 tahun, 10.000 tahun, dan 15.000 tahun, untuk membantu mengoreksi kesalahan penanggalan yang mungkin terjadi. Dengan metode ini, ia memperoleh data yang lebih presisi mengenai ukuran otak dan hubungannya dengan perubahan iklim.
Selanjutnya, Stibel membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim yang berbeda, termasuk data suhu yang diperoleh dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C. Inti es yang diambil dari EPICA Dome C memberikan pengukuran suhu permukaan yang akurat selama lebih dari 800.000 tahun.
Suhu Lebih Dingin
Dalam kurun waktu 50.000 tahun terakhir, terjadi peristiwa Glasial Maksimum Terakhir yang mengakibatkan penurunan suhu rata-rata secara konsisten hingga akhir periode Pleistosen. Setelah itu, selama Holosen, suhu rata-rata meningkat, membawa kita ke kondisi iklim yang kita alami saat ini.
Analisis yang dilakukan menunjukkan adanya pola umum dalam perubahan ukuran otak pada spesies Homo, yang sangat berkaitan dengan fluktuasi iklim saat suhu mengalami kenaikan dan penurunan. Secara khusus, manusia mengalami penurunan signifikan dalam ukuran otak rata-rata sekitar 10,7 persen pada periode pemanasan yang terjadi di Holosen.
Proses evolusi ini berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, yaitu antara 5.000 hingga 17.000 tahun. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pemanasan global yang sedang berlangsung berpotensi berdampak negatif terhadap kemampuan kognitif manusia, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai penyebab variasi ukuran otak pada spesies Homo.
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa meskipun perubahan iklim berkaitan dengan perbedaan ukuran otak, faktor iklim tidak sepenuhnya menjelaskan semua variasi evolusi yang terjadi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang turut berkontribusi pada dinamika tersebut.