Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak
Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak.
Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak.
-
Mengapa kurang tidur bisa mempercepat penuaan otak? Pada usia 40-an, kekurangan tidur bisa mempercepat proses penuaan otak. Berdasarkan penelitian, dampaknya mulai dirasakan saat memasuki usia 50-an.
-
Apa penyebab utama penuaan? Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan seberapa cepat seseorang akan mengalami penuaan.
-
Bagaimana para peneliti menemukan bukti penyusutan otak manusia? Para peneliti menggunakan analisis titik perubahan untuk memperkirakan waktu perubahan evolusi otak hominin.
-
Bagaimana amusia memengaruhi otak? Pemindaian otak menunjukkan bahwa otak orang yang mengalami amusia menerima dan merespons informasi nada, tetapi informasi tersebut tidak sampai ke kesadaran. Neuron-neuron merespons perbedaan nada yang tidak dapat mereka bedakan sendiri.
-
Apa penyebab penuaan manusia? Proses penuaan pada manusia berupa nyeri sendi, kerutan, dan tanda-tanda usia tua lainnya mungkin sebagian disebabkan oleh dinosaurus, menurut sebuah makalah penelitian baru.
-
Apa dampak gaya hidup tidak sehat terhadap otak? Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta kebiasaan begadang, dapat secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak
Para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah dan percepatan kerusakan pada white matter di otak manusia. White matter ini merupakan bagian otak yang penting dalam mentransmisikan pesan di otak dan jumlahnya memiliki efek langsung pada kemampuan kognitif seseorang.
Dilansir dari Science Alert, dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
"white matter sangat penting dalam mengirimkan pesan dan sinyal di sekitar otak, dan jumlahnya yang tersedia memiliki efek pada kemampuan kognitif," tulis para peneliti.
Hidup dalam kemiskinan atau terpapar secara kronis pada kerugian sosioekonomi telah lama dikaitkan dengan kesehatan yang buruk dan penurunan kognitif yang lebih cepat.
Studi ini menunjukkan bahwa jumlah serat yang menjulur dari setiap neuron (kerapatan neurit) dan sejauh mana pelapis perlindungan pada serat-serat ini (mielinisasi) tampaknya menjadi kontributor pada kerusakan yang lebih cepat dalam white matter.
Meskipun penelitian sebelumnya memperhatikan volume otak secara keseluruhan, penemuan ini mengidentifikasi hubungan yang lebih halus, yang memungkinkan penelitian lebih lanjut terhadap mekanisme yang mendasarinya.
Dalam kasus ini, memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi tampaknya bertindak sebagai penyangga terhadap penurunan kognitif, meskipun perubahan fisik pada otak tetap teramati. Ini menandakan bahwa ada mekanisme lain yang berperan dalam pengaruh pendapatan terhadap kesehatan otak. Sebelumnya, hubungan antara mikrostruktur otak dan tingkat pendapatan belum mendapat perhatian, dan penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut.
Meskipun studi ini belum mempertimbangkan semua faktor sosial dan lingkungan yang mungkin memengaruhi white matter otak, kesimpulannya menegaskan bahwa memiliki keuangan yang lebih baik berarti kehidupan yang lebih sehat.
"Temuan ini memberikan pemahaman neurobiologis yang detail tentang perbedaan sosioekonomi dalam anatomi otak dan kinerja kognitif yang terkait," tulis para peneliti.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana faktor ekonomi dapat memengaruhi kesehatan otak, dan bagaimana hal ini pada gilirannya mempengaruhi kinerja kognitif seseorang.