Pandemi Bawa Berkah, Bikin Wanita Asal Bekasi Jadi Juragan Telur
Ia rutin menyisihkan 10 persen laba bersihnya untuk disedekahkan.
Dalam kehidupan, terkadang kita dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Seperti halnya yang dialami oleh Popi Dian Hartini, pemilik Egg Hall atau salah satu distributor telur di Mustikajaya, Bekasi.
Pada tahun 2019, Popi merintis usaha dengan membuka perusahaan yang bekerja sama dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sayangnya, saat menjalankan usaha tersebut, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda. Situasi ini menyebabkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk kebutuhan akan pangan.
- Perempuan ini Bikin Jengkel Pedagang, Nawar Baju Keterlaluan Harga Rp15 Ribu Minta Rp3 Ribu
- Wajah Ceria Eks Kasad Bareng Istri Tercinta Panen Jeruk, Makin Semangat Berkebun Bawa Kebahagian
- Bikin Resah Warga, Pembunuh Sadis Anak Kandung Kabur dari Tahanan
- Bikin Geger! Pria di Malang Ditemukan Tewas dengan Pisau Tertancap di Leher, Wanita Luka Lebam
Di tengah pandemi, Popi melihat ada peluang usaha yang menjanjikan. Pasalnya, banyak orang yang ingin memberikan bantuan sosial (bansos) kepada tetangga atau orang terdekat yang tengah melakukan isolasi mandiri karena terpapar covid 19. Menurut Popi, telur menjadi pilihan yang praktis dan terjangkau.
"Orang-orang lagi gencar-gencarnya bansos kan. Pada pengen nganterin tetangganya telur karena kan yang kena isoman (isolasi mandiri) enggak boleh keluar, jadi paling gampang ngasih tuh telur," jelas Popi dalam tayangan YouTube Jaga Lilin, dikutip pada Selasa (1/10).
Promosi Lewat Grup Whatsapp
Awalnya, Popi mulai menawarkan telur melalui media sosial, tepatnya di grup WhatsApp. Dalam waktu singkat, Popi dikejutkan dengan permintaan pesanan yang mencapai jumlah 1 ton.
Melihat luasnya potensi dan banyaknya permintaan, Popi menghubungi sang ayah yang memiliki jaringan dengan para peternak. Mereka mencari cara untuk meningkatkan pasokan telur.
"Saya bilang sama bapak saya, 'Pak tolong cariin yang bisa kirim ke Jakarta dong paling tidak 2 ton'. Nah, saat itu bapak saya langsung cari," kata Popi.
Berkat kerja keras dan tekadnya, kini Popi berhasil memenuhi permintaan pelanggan dan menyuplai telur ke warung kecil, warteg, serta restoran besar.
Padahal awal merintis ia hanya mampu menjual 1-3 ton telur, seiring berjalannya waktu meningkat menjadi 4-5 ton telur. Namun, sekarang penjualan telur bisa mencapai jumlah 10 ton per hari.
Pemasukan Terganggu, Sempat Ingin Menyerah
Meski penjualan telur kian meningkat, usaha Popi tidak luput dari datangnya masalah lantaran banyak pelanggan yang kerap tidak membayar utang. Hal tersebut membuat pemasukan usaha Popi terganggu.
Pada bulan April lalu, ia bahkan sempat ingin menyerah ketika tabungannya habis sementara ia belum membayar gaji karyawan. Akhirnya Popi memutuskan untuk menutup usaha sementara, kurang lebih sekitar seminggu.
Setelah membuka usahanya kembali, Popi mulai menerapkan sedekah sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia rutin menyisihkan 10 persen laba bersihnya untuk disedekahkan.
Kini, Popi telah berhasil membangun jaringan distribusi yang luas. Menurutnya, meskipun tantangan di dunia bisnis telur memang tidak sedikit, ia tetap berupaya menjaga kualitas dan harga agar pelanggan tetap loyal.