Pandemi Covid-19 Jadi Titik Balik Peningkatan Penjualan Produk di Platform Digital
Head of Business Development Akulaku Silvrr Indonesia, Yudhistira Luntungan menilai, kesempatan ini harus ditangkap para pelapak online (merchants) untuk meningkatkan penjualan. Sebab saat ini masyarakat berbondong-bondong beralih ke pasar online.
Hasil riset United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mencatat telah terjadi peningkatan volume belanja di platform digital hingga 65 persen dalam satu tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat.
Head of Business Development Akulaku Silvrr Indonesia, Yudhistira Luntungan menilai, kesempatan ini harus ditangkap para pelapak online (merchants) untuk meningkatkan penjualan. Sebab saat ini masyarakat berbondong-bondong beralih ke pasar online.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Bagaimana cara "up" membantu dalam jual beli online? Arti up dalam jual beli lainnya adalah untuk membantu agar sebuah barang yang diperdagangkan tetap mendapat prioritas dan diperhatikan baik oleh penjual maupun pembeli lainnya.
-
Apa saja tipe perilaku konsumen dalam belanja online? Momen Mega Sale, menurutnya, bukan sekadar belanja dan membayar, melainkan mencerminkan berbagai pola perilaku konsumen.Berikut empat tipe perilaku konsumen dalam berbelanja online. The Bargain Hunters Pada perilaku ini, konsumen gemar mencari diskon. Biasanya mereka akan terpengaruh dengan harga yang murah, juga senang membandingkan harga antar platform e-commerce. •The Inspirational Hunters Pada perilaku ini, konsumen senang mengadopsi tren-tren terbaru. Mereka akan secara proaktif mencari tren yang ada, kemudian mereka tidak hanya sekedar membeli tapi juga sudah memiliki bayangan ketika barang yang ia beli sudah didapat. Biasanya konsumen yang berperilaku seperti ini, suka melihat komentar-komentar pembeli lain dan percaya terhadap review yang ditulis di aplikasi. The Effortless Shoppers Konsumen dengan perilaku ini akan memiliki gaya berbelanja yang ingin serba cepat, tidak memerlukan usaha banyak tetapi ia bisa dapat yang diinginkan. Dalam kategori ini, konsumen akan merasa tidak masalah jika membayar dalam jumlah lebih, yang penting bisa sampai dengan cepat. The Purposefull Shoppers Dalam kategori ini, konsumen memiliki prinsip. Misalnya, konsumen memiliki prinsip untuk selalu menggunakan barang lokal, maka ia membeli barang yang hanya berasal dari brand lokal. Pada konsumen seperti ini, biasanya tidak masalah menghabiskan uang lebih banyak asalkan sesuai dengan prinsip yang ia punya.
-
Mengapa penipuan online sering terjadi saat belanja online? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online. Diskon fantastis yang ditawarkan membuat konsumen rentan terkena tipu-tipu saat barang yang dikirim nggak sesuai.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
"Pandemi memberikan kesempatan yang lebih baik bagi merchants, karena pola belanja konsumen sekarang terdorong menjadi serba online," kata Yudhistira dalam Webinar Liteasi Keuangan & Wirausaha Akulaku, Jakarta, Jumat (30/4).
Apalagi, kata Yudhistira, selama pandemi Covid-19 ini penjualan produk dari brand lokal mengalami peningkatan. Tercermin dari meningkatnya volume pencarian sejumlah kategori produk yang identik dengan brand lokal.
"Produk dari brand lokal yang berkualitas bagus dan harganya bersaing semakin dicari," kata dia.
Tren ini pun mestinya dimanfaatkan pemilik brand lokal. Dalam pengertian lain produk brand lokal saat ini meningkat signifikan secara organik tanpa harus mengeluarkan biaya.
Selain dalam rangka festival belanja online di akhir tahun, volume transaksi belanja online secara historis selalu mencapai titik tertinggi saat menjelang periode Lebaran. Untuk itu, para pelaku usaha online harus memanfaatkan momentum tersebut dengan maksimal.
"Pada periode tersebut pekerja memperoleh THR yang meningkatkan kemungkinan mereka untuk berbelanja lebih banyak," kata dia mengakhiri.
Baca juga:
Hemat Modal, Alasan Pelaku UMKM Perlu Go Digital
7 Juta Orang Telah Menjadi Mitra Bukalapak, Begini Cara dan Keuntungannya
Dukung Transaksi Jual-Beli Online, J&T Fashion Week Siap Digelar 1 Mei
Subsidi Ongkir Rp500 Miliar Diusulkan Sasar Produk Mewah
Larangan Mudik Lebaran Tingkatkan Minat Belanja Masyarakat Saat Harbolnas Ramadan