Patok pertumbuhan ekonomi 2016 5,5 persen, ini strategi pemerintah
Pemerintah mengandalkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah.
Pemerintah menyatakan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,5 persen merupakan target realistis. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi dunia pun diprediksi membaik. Di mana tahun depan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan sebesar 3,8 persen, naik dari tahun ini yakni 3,3 persen.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam mencapai target pertumbuhan, pemerintah mengandalkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah.
"Utamanya 5,5 persen dicapai dengan menjaga daya beli masyarakat khususnya konsumsi rumah tangga, kita upayakan tumbuh sekitar 5 persen. Kemudian investasi swasta itu harus diprioritaskan, didorong terutama baik yang foreign direct investment maupun investment domestic. Kemudian yang paling penting adalah belanja pemerintah," ujarnya saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Jumat (14/8).
Pemerintah, lanjutnya, pede belanja pemerintah akan semakin signifikan mendorong pertumbuhan Indonesia. Sebab, di 2016, pemerintah menanggarkan belanja infrastruktur sekitar Rp 313 triliun. Meningkat dibanding tahun ini sebesar Rp 290 triliun.
"Kemudian ditambah dengan transfer daerah yang lebih besar, dana desa yang lebih besar sehingga kita berharap dampaknya terhadap pertumbuhan menjadi lebih besar," tuturnya.
Menkeu Bambang berharap kondisi perekonomian dunia lekas membaik sehingga mendorong kinerja ekspor Tanah Air. "Ekspor kita upayakan agar tidak tumbuh terlalu jelek di tahun ini," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi secara resmi menyampaikan draf Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) serta nota keuangan 2016 di depan DPR dan DPD RI, di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).
Jokowi menuturkan, pemerintah memperhatikan dinamika perekonomian global dalam penyusunan asumsi makro RAPBN 2016. Dengan memperhatikan situasi ekonomi dunia saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan ditarget 5,5 persen.
"Kondisi ekonomi global membaik, kinerja ekspor, impor permintaan produk Indonesia meningkat. Pembangunan infrastruktur mendorong kinerja," ujar Presiden Jokowi.