Patut Dicontoh, Cara Keluarga Hartono Jaga Kekayaan Turun-temurun
Menekankan diversifikasi investasi dan bisnis sebagai kunci kelanjutan usaha agar bisa bertahan lama.
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand Hartono menekankan diversifikasi investasi dan bisnis sebagai kunci kelanjutan usaha agar bisa bertahan lama. Itu menjadi warisan ilmu dari sang ayah yang juga Bos Djarum Group, Robert Budi Hartono.
Armand menceritakan, dirinya telah mencoba beragam portofolio investasi di berbagai aset pada periode 2000an. Namun, hanya sekitar 1 persen darinya yang masih bertahan hingga saat ini.
- Punya Harta Capai Rp300 Miliar, Deretan Sumber Kekayaan Inul Daratista dari Menyanyi hingga Bisnis Sukses
- Mantan Menlu Wanti-wanti Pemerintah, Jangan Ketergantungan Utang
- Terlilit Utang Keluarga Rp500 Juta, Bayu Kini Sukses Jadi CEO dan Bantu UMKM Tingkatkan Strategi Bisnis
- Kecewa Jadi Tersangka Suap Pengurusan Perkara MA, Dadan Tri Yudianto: Saya Dizalimi
"Ketika sudah ada pemasukan lebih, saya coba masuk Investment. Tapi a bit of aggresive at the time, karena .com lagi boom. Saya lagi Gen Z zaman dulu, punya uang pertama kali, invest ke perusahaan-perusahaan .com," ungkapnya dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) XIII-2024 oleh Bank BCA di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (12/11).
"My Investment yang dulu, masih ada sisanya. Microsoft is good, beberapa microchip company is good, tapi beberapa yang lain habis, 99 percent something, yang lainnya habis," kata Armand.
Diversifikasi Saham
Menurut dia, dunia bisnis merupakan sesuatu yang tidak pasti. Bahkan, dirinya dahulu tidak bisa memprediksi bahwa Google akan menjadi perusahaan raksasa seperti saat ini.
"So it is true, kalau ada hype and then they grow up, yang survive ada beberapa, we don't know which one. Google aja dulu saya enggak kebayang. Dulu saya invest-nya di Yahoo, yang dulu was a leader," imbuh Armand.
Sehingga, ia menilai diversifikasi bisnis jadi kunci guna mempertahankan portofolio bisnis untuk jangka panjang. Dengan catatan, itu dilakukan dengan tidak menggunakan uang panas.
"Hari ini banyak pilihan. Dari unicorn, public company, reksadana, blue chip company. So kalau kalian tanya saya, langsung (saya jawab), diversify everything. Kalau punya modal yang besar, bisa invest di new business," tutur dia.