Pedagang Pasar Soal Harga Minyak Goreng Rp 20.000 per Kg: Kenaikan Sudah Tidak Wajar
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri melaporkan, harga minyak goreng di seluruh pasar tradisional Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan, di DKI Jakarta telah menembus Rp 20.000 per kilogram (kg).
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri melaporkan, harga minyak goreng di seluruh pasar tradisional Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan, di DKI Jakarta telah menembus Rp 20.000 per kilogram (kg).
"Iya, minyak goreng ini di seluruh wilayah pasaran (Indonesia) naik tinggi. Untuk DKI Jakarta itu kenaikan sampai lebih dari Rp 20.000 per kilonya," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (9/11).
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Kapan minyak goreng akan membeku? Minyak goreng yang membeku biasanya terjadi pada saat berada pada suhu ruang yang lebih dingin, yaitu di bawah 24 derajat celcius.
-
Apa saja kuliner khas Jawa yang dijual di Warung Mbah Rajak? Warung Mbah Rajak menjual berbagai macam makanan tradisional Jawa, mulai dari kudapan, lauk pauk, hingga makanan berat dengan porsi kecil.
-
Kenapa telur penjual martabak itu pecah? Menurut narasi di video itu, penyebab pecahnya telur-telur itu adalah karena suara sound system yang terlalu keras.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
Abdullah menyatakan, kenaikan harga minyak goreng saat ini sudah melebihi batas kewajaran. Mengingat, nilai kenaikan telah melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.
"Kalau kita lihat HET minyak goreng itu kan Rp 13.000. Jadi, seharusnya tidak jauh dari itu. Artinya kenaikan minyak goreng sudah tidak wajar," ungkapnya.
Adapun, lanjut Abdullah, kenaikan harga komoditas primadona kaum ibu-ibu tersebut tak lepas dari kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah dunia. "Jadi, kenaikan lebih karena memang harga CPO dunia yang naik," terangnya.
Atas persoalan tersebut, IKAPPI meminta pemerintah dan stakeholders terkait bisa duduk bersama untuk menemukan solusi atas mahalnya harga minyak goreng. Sehingga, harga minyak goreng bisa segera di tekan untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat selaku konsumen di tengah pandemi Covid-19.
"Harapannya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, pedagang, ritel, dan industri bisa duduk bersama lah. Agar kenaikan tidak terlalu tinggi, itu sih opsinya," tukasnya.
Selanjutnya
Sebelumnya, Kepala Bidang Usaha Perdagangan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Rita Yuliani mengatakan, harga minyak goreng kemasan di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengalami kenaikan dari Rp16.500 per liter menjadi Rp18.000 per liter.
"Kenaikan harga minyak goreng telah berlangsung kurang lebih selama dua minggu terakhir," kata Rita di Tanjung Pandan, dikutip Antara, Rabu (3/11).
Menurut dia, naiknya harga minyak goreng dipengaruhi oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah. Sedangkan faktor lain, tambahnya, yakni keterlambatan pasokan pengiriman minyak goreng dari luar daerah akibat kondisi cuaca buruk.
"Kemudian ada proses keterlambatan bongkar muat di pelabuhan karena dua pelabuhan Tanjung Ru dan Tanjung Batu masih dalam perbaikan. Sehingga bongkar muat hanya di pusatkan di pelabuhan Tanjung Pandan," katanya.
Dia menyebutkan, harga minyak goreng kemasan merek Fortune naik dari Rp16.500 menjadi Rp18.000 kemudian harga minyak goreng kemasan merek Bimoli naik dari Rp18.000 menjadi Rp20.000. Dirinya mengimbau, kepada distributor yang masih memiliki stok minyak goreng agar dapat melepas ke pasaran dan tidak melakukan penimbunan.
(mdk/bim)