Pegadaian Telah Jual 8,3 Juta Ton Emas Selama 6 Bulan Pertama 2024
Jumlah penjualan emas semester I tahun 2024 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Emas masih menjadi komoditas untuk dijadikan sebagai tabungan masyarakat. Ini ditandai dengan penjualan emas di PT Pegadaian pada semester I 2024 mencapai 8,3 juta ton.
Senior Vice President Pegadaian Ferry Hariawan mengatakan, total emas yang terjual di Pegadaian dibeli oleh 3,1 juta orang yang mengakses pembelian emas melalui berbagai kanal atau channel yang meliputi gerai (outlet) Pegadaian, niaga elektronik (e-commerce) serta perbankan.
"Kalau saat ini kita sudah menjual (emas) 8,3 ton dengan jumlah penabung sekitar 3,1 juta dari berbagai channel ya," kata Ferry dilansir dari Antara, Selasa (6/8).
Menurutnya jumlah penjualan tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar 7,4 ton sampai 7,5 ton.
“Sebelumnya (di semester I-2023) kita berkisar di angka 7,4 juta ton sampai 7,5 ton, sekarang 8,3 ton, itu semester I-2024," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Product Manager Pegadaian Ivan Rusanto mengatakan menyampaikan, di antara ketiga channel Pegadaian, volume transaksi jual/beli emas paling tinggi melalui e-commerce. Namun, untuk besaran nilai transaksi masih didominasi melalui channel outlet Pegadaian.
"Jadi channel yang paling banyak secara transaksi saat ini memang masih di outlet Pegadaian, kemudian di e-commerce itu secara (nilai) transaksi, tapi secara volume secara quantity rupiahnya channel-channel perbankan ini luar biasa progesnya,” jelas Ivan.
Sementara lewat channel perbankan, ia mengatakan jumlah transaksi yang tercatat belum begitu besar, namun terus menunjukkan progres. Per semester I 2024, 230 kilogram (Kg) emas terjual lewat empat channel perbankan.
"Di perbankan saja memang belum besar ya karena kita baru mulai dengan perbankan, mungkin sekitar kalau kemarin sudah sampai di angka 230 kilogram (semester I). Dari empat channel perbankan," ucapnya.
Adapun Ferry memproyeksikan pergerakan harga emas bisa menyentuh Rp1,5 juta per gram pada 2024.
“Disclaimer ya, kami kan sebagai penjualnya jadi kalau itu saya baca salah satu analisa dari Bareksa, jadi ada prediksi dari berbagai analis investasi, itu dirangkum. Diprediksi sampai harga segitu (Rp1,5 juta per gram). Iya tahun ini,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi lonjakan harga emas ke depan.
Yang pertama, seiring dengan langkah Bank Sentral AS atau The Fed yang diprediksi akan mulai memangkas suku bunga acuan di kuartal III 2024, ia menilai para investor beralih ke emas sebagai komoditas yang aman atau safe haven.
Kemudian sentimen kedua, para investor masih memilih untuk berinvestasi emas di tengah tensi geopolitik yang belum mereda.
Selain itu, lanjut Ferry, adanya pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia serta pemilihan umum (Pemilu) yang tengah berlangsung di berbagai negara lain juga menjadi faktor pendorong pergerakan harga emas.
“The Fed ini kan menurunkan suku bunga dalam tiga tahap, dengan penurunan suku bunga itu orang beralih ke (komoditas) safe haven, emas. Di samping tensi geopolitik sekarang juga belum menentu. Geopolitik bukan hanya Pilkada, tidak hanya di Indonesia, termasuk (Pemilu) di beberapa negara di dunia,” jelasnya.