Pembangkit listrik 35.000 MW tak beroperasi sesuai target, ini sebabnya
Mundurnya pengoperasian pembangkit tersebut untuk menyesuaikan pertumbuhan ekonomi dengan kebutuhan listrik. Saat program 35 ribu MW diluncurkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 7 hingga 8 persen. Namun, pada kenyataannya saat ini pertumbuhan ekonomi hanya berada di kisaran 5 persen.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng menegaskan bahwa pengunduran masa operasi pembangkit listrik bagian dari program 35 ribu Mega Watt (MW) bukan karena defisit neraca berjalan.
Dia menegaskan, mundurnya pengoperasian pembangkit tidak bisa dikaitkan dengan defisit neraca berjalan Indonesia yang terjadi pada Agustus 2018.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Andy menjelaskan, mundurnya pengoperasian pembangkit tersebut untuk menyesuaikan pertumbuhan ekonomi dengan kebutuhan listrik. Saat program 35 ribu MW diluncurkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 7 hingga 8 persen. Namun, pada kenyataannya saat ini pertumbuhan ekonomi hanya berada di kisaran 5 persen.
Kondisi ini membuat prediksi pertumbuhan konsumsi listrik meleset, sehingga pemenuhan kebutuhan listrik melalui pembangunan pembangkit 35 ribu MW yang dijadwalkan selesai 2019, sebagian diundur pengoperasian pembangkitnya.
"Bahwa pertumbuhan tidak sama dengan launching 35 ribu MW. Dari situ kami atur berapa kebutuhan pertumbuhan listrik. Kalau dulu kan elastisitasnya pertumbuhan dan kebutuhan energi itu 1,5 kalinya pertumbuhan ekonomi. Tapi kemarin elastisitasnya agak turun," ucap Andy di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/9).
Menurut Andy, pembangkit yang berpotensi diundur operasinya adalah yang belum melakukan penyelesaian pembiayaan (financial close), dengan total kapasitas 12,5 ribu MW.
"Dengan dasar itu, lalu ada kaitannya dengan defisit neraca perdagangan. Waktu itu memang Perlu dilihat mana yang udah Financial Cloes dan belum. Ternyata ada 15,2 ribu MW," tandasnya.
Andy menjelaskan, Kementerian ESDM dan PT PLN (persero) telah mengatur ulang jadwal pengoperasian pembangkit bagian dari 35 ribu MW, hal tersebut telah diatur dalam Rencana Usaha Penyediaan Ketenaga Listrikan (RUPTL) 2018-2027. "Tapi sebenarnya dari tenaga listrik, di dalam RUPTL 2018-2027 itu kita sudah mencocokan," tutur Andy.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Rupiah anjlok, pembangunan pembangkit 15,2 GW bagian proyek 35.000 MW ditunda
5 Fakta di balik kasus suap PLTU Riau-1, termasuk nasib iklim investasi RI
Menteri Rini resmikan infrastruktur listrik tegangan tinggi pertama di Papua
Salah satu pembangkit terbesar proyek 35.000 MW senilai Rp 6,1 T mulai beroperasi
ESDM serahkan kasus dugaan suap PLTU Riau pada proses hukum
Bos PLN: Kasus suap PLTU Mulut Tambang Riau 1 tak ganggu program 35.000 MW