Pembelaan Freeport tawaran saham Rp 23 T dianggap kelewat mahal

"Diharapkan pada Maret kita sudah ketemu harga yang wajar berapa," ujar Menteri ESDM Sudirman Said.

2016-01-21 07:00:00

Pemerintahan Jokowi-JK belum memutuskan pembelian divestasi 10,64 persen saham PT Freeport Indonesia. Pemerintah masih mengkaji kelayakan harga yang mencapai USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 23,6 triliun.

"Masih mengevaluasi benar atau enggak itu kemahalan. Benar atau enggak itu wajar, yang ditawarkan itu untuk jangka waktu sampai kapan? Apakah dia akan nambang terus atau sampai habis kontrak? Kita sedang evaluasi," kata Direktur Mineral Kementerian ESDM, Mohammad Hidayat di Hotel Aryaduta, Jakarta.

Kementerian ESDM telah menggandeng beberapa kementerian untuk mengkaji nilai divestasi yang ditawarkan Freeport, antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya serta lembaga-lembaga lain seperti BPKP, Kejaksaan dan Lembaga Penilai Independen (Independent Valuer).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menargetkan evaluasi harga saham divestasi Freeport Indonesia tuntas Maret mendatang. Freeport memasang harga untuk 10,64 persen saham bakal dijual ke pemerintah sebesar USD 1,7 miliar.

"Jadi diharapkan pada Maret kita sudah ketemu harga yang wajar berapa," ujarnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Sormarno menyebut nilai penawaran 10,6 persen saham divestasi PT Freeport Indonesia terlalu tinggi. Harga saham yang ditawarkan Freeport sekitar USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 23,6 triliun tidak menggambarkan kondisi harga riil komoditas yang dihasilkan perusahaan itu.

"Kami tertarik untuk membeli saham Freeport, namun kami menilai yang ditawarkan terlalu tinggi," kata Rini.

Tak hanya Menteri Rini, sejumlah pihak turut bersuara bahwa penawaran harga saham divestasi Freeport terlalu tinggi. Maka dari itu, kali ini, merdeka.com akan merangkum sejumlah pembelaan Freeport terkait penawaran harga saham divestasi mereka.

Baca juga:
Beli saham pinjam duit bank, pemerintah cicil pakai dividen Freeport
ESDM sebut Freeport absen setor dividen tiga tahun
Meski lamban bikin smelter, izin ekspor Freeport diperpanjang
Menteri ESDM belum terima surat pengunduran diri bos Freeport
ESDM target evaluasi harga saham Freeport tuntas Maret 2015
Setnov mangkir lagi, Jaksa Agung bilang 'menguji kesabaran kita'
Ini penjelasan Freeport soal nilai penawaran saham divestasi Rp 23 T

Harga ditetapkan dengan asumsi kontrak diperpanjang

Direktur Freeport Indonesia, Clementino Lamury, memaparkan dasar penetapan harga tersebut. Menurutnya, harga itu ditetapkan dengan asumsi kontrak Freeport di Papua diperpanjang hingga 2041.

"Harga saham yang kami tawarkan mengasumsikan perpanjangan operasi setelah 2021," kata Clementino, di ruang komisi VII Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Harga diambil memperhitungkan total investasi

Freeport juga memperhitungkan total investasi yang telah dikeluarkan selama ini untuk menggarap Tambang Grasberg sekitar USD 4,3 miliar.

Selain itu, Freeport juga memperhitungkan investasi sebesar USD 15 miliar untuk tambang bawah tanah Grasberg hingga 2041.

Harga penawaran wajar

Vice President Corporate Communication Freeport, Riza Pratama mengatakan harga tersebut sudah melalui kajian yang matang. Berdasarkan kajian tersebut, wajar apabila 10,64 persen divestasi saham Freeport dibanderol mencapai USD 1,7 miliar.

"Kita ada analisa, itu harga yang berdasarkan perhitungan wajar. Itu harga kita," kata Riza.

Freeport buka peluang tawar menawar

Riza menambahkan Freeport saat ini masih menunggu tanggapan pemerintah Indonesia soal divestasi saham. Setelah pemerintah sepakat, nantinya bakal ada kesepakatan atau negosiasi untuk menemukan kesepakatan harga.

"Pemerintah kan sedang mengevaluasi, kita tunggu saja," pungkas dia.

(mdk/bim)