Pemerintah Bakal Turunkan Penerbitan Utang di 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi kenaikan inflasi dan pengetatan moneter akan terjadi di 2023. Untuk itu pemerintah, akan berupaya berhati-hati menarik utang. Dia menegaskan, penerbitan surat utang akan diturunkan secara bertahap.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi kenaikan inflasi dan pengetatan moneter akan terjadi di 2023. Untuk itu pemerintah, akan berupaya berhati-hati menarik utang. Dia menegaskan, penerbitan surat utang akan diturunkan secara bertahap.
"Pertama dengan kenaikan inflasi dan pengetatan moneter, maka dari sisi utang yang akan kita kelola, akan juga mengalami tekanan dari sisi jumlah bunga utang maupun cicilan yang harus dibayar," katanya dikutip youtube Setkab, Jakarta, Kamis (14/4).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Pemerintah akan menargetkan, defisit bisa kembali berada di bawah 3 persen.
"Ini yang harus kita pertimbangkan sebagai bagian untuk mendesain APBN 2023 kembali menuju pada defisit di bawah 3 persen, yaitu agar jumlah kebutuhan untuk menerbitkan surat utang bisa diturunkan secara bertahap, namun tetap berhati-hati," jelas Sri Mulyani.
Oleh karena itu di dalam kebijakan fiskal 2023 akan terus difokuskan untuk mendukung pemulihan ekonomi terutama program program prioritas yang telah ditetapkan. Pertama pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membangun infrastruktur, mereformasi birokrasi, merevitalisasi industri dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.
"Di sisi lain APBN dari sisi fiskal akan melakukan reformasi di bidang pendapatan negara, belanja negara, dan dari pembiayaan dengan membangun pembiayaan yang makin inovatif," kata Sri Mulyani.
Dari sisi belanja, pemerintah akan berupaya mempertajam belanja negara. "Untuk APBN tahun 2023, kita masih akan terus mengkalibrasikan dan mempertajam pada perhitungan untuk belanja baik pusat maupun ke transfer ke daerah dan juga estimasi penerimaan negara," tandas Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Baca juga:
Bank Indonesia Catat Utang Asing Indonesia per Februari 2022 Capai Rp 5.974 Triliun
Sri Lanka Bangkrut Tak Sanggup Bayar Utang, Bagaimana Kondisi Indonesia?
Krisis Ekonomi Parah, Sri Lanka Gagal Bayar Utang Rp732 Triliun
Krakatau Steel Bayar Restrukturisasi Utang Rp3,3 Triliun
Utang Pemerintah Naik, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.359 per USD
Sri Mulyani: Nilai 4.247 Proyek yang Dibiayai SBSN Capai Rp175,38 Triliun