Pemerintah beli kereta derek canggih seharga Rp 96 M
Nantinya kereta derek ini akan dikerjakan di Leipzig, Jerman.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memesan kereta derek berkekuatan 120 ton untuk melengkapi fasilitas keselamatan di Sumatera. Adapun nilai investasi pengadaan kereta derek 120 ton ini sebesar Rp 96,76 miliar.
Pemesanan ini ditandai dengan penandatanganan kontrak pengadaan peralatan berat untuk mengangkat dan menggeser beban akibat kecelakaan kereta.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pemesanan kereta derek atau telescopic rail craine ini sangat dibutuhkan di Sumatera karena kereta derek yang ada sudah tua dan kemampuannya juga terbatas.
"Kereta derek sudah ada di Sumatera Selatan, tetapi usianya sudah tua dan kemampuannya di bawah 100 ton. Ketika ada kecelakaan di Sumatera Selatan, proses evakuasinya jadi lama karena kemampuan peralatan yang terbatas," ujarnya dalam keterangan tulis, Jakarta, Minggu (8/11).
Menurut dia, nantinya kereta derek ini akan ditempatkan di Sumatera Utara karena di sana belum ada kereta derek.
"Nanti kalau rel kereta antara Sumatera bagian Utara dan bagian Selatan sudah tersambung, kereta derek 120 ton ini akan ditempatkan di tengah-tengah, mungkin di Riau," kata Hermanto.
Sementara Direktur Utama PT Mulit Graha Teknika Martin Moeljono menambahkan pembangunan kereta derek ini diharapkan selesai dalam 660 hari atau 22 bulan. Nantinya kereta derek ini akan dikerjakan di Leipzig, Jerman bekerja sama dengan pembuat kereta Kirow.
Menurut Martin, walaupun dibuat di Jerman namun tetap ada muatan lokalnya. "Muatan lokalnya berupa gerbong depan kereta derek. Gerbong di depan ini dibuat oleh PT Inka. Kegunaannya untuk melindungi kereta derek," ujar Martin.
Kelebihan dari kereta derek 120 ton ini adalah kemampuan dan teknologinya. Dijelaskan Martin, kereta derek yang sudah banyak dipakai di dunia adalah kereta derek dengan empat penyangga. Namun, kereta derek 120 ton ini tidak memerlukan penyangga. Jika pun dibutuhkan maksimal hanya dua penyangga.
"Dengan tanpa penyangga maka apabila lokasi kecelakaan berada di tepi jurang atau di dekat tebing, kereta yang terguling atau keluar dari rel, tetap bisa dikembalikan ke rel. Kalau dulu, kereta derek membutuhkan empat penyangga di kiri-kanan agar kokoh dan kuat mengangkat beban," jelas Martin.
Saat ini di Indonesia sudah memiliki lima kereta derek. Tiga unit di Jawa, dan dua unit di Sumatera. Namun, kemampuan kereta derek ini hanya 100 ton dan di bawahnya.
PT Kereta Api Indonesia sudah mengajukan enam kereta derek lagi untuk mengantisipasi perkembangan lalu lintas perkeretaapian yang akan semakin ramai. Apalagi saat ini pemerintah juga sedang membangun lintas kereta di Sulawesi sehingga fasilitas keselamatannya seperti kereta derek ini, juga harus disediakan.