Pemerintah Diminta Waspada Turunkan Harga BBM di Tengah Anjloknya Harga Minyak Dunia
Abra meminta semua pihak tetap tenang dan tidak terpengaruh ke dalam wacana penurunan harga BBM, terlebih, sebenarnya saat ini inflasi sangat terjaga dan harga-harga kebutuhan pokok juga relatif stabil.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) saat harga minyak mentah anjlok saat ini akan membahayakan ekonomi nasional. Sebab, jika harga minyak dunia tiba-tiba membaik, bisa membuat harga BBM kembali dikoreksi.
Peneliti Indef, Abra PG Talattov mengatakan, jika BBM kembali dinaikkan maka akan memicu laju inflasi yang sangat memberatkan masyarakat.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Kapan harga BBM di seluruh dunia mencapai $5,13 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina memastikan harga BBM tetap kompetitif? “Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Fadjar menambahkan di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas memperoleh minyak mentah (crude oil) sehingga harga produk BBM bisa tetap kompetitif.
"Oleh karena itu harus waspada. Penurunan harga BBM saat ini justru berbahaya. Apalagi diperkirakan, tak lama lagi harga crude oil akan rebound. Setidaknya, dilihat dari dua sentimen pendorong kenaikan harga minyak dunia, yaitu kesehatan dan upaya berbagai negara pemulihan," katanya dikutip dari Antara, Rabu (22/4).
Abra mencontohkan, bahwa penelitian untuk penemuan vaksin corona saat ini gencar dilakukan, termasuk di antaranya, pembuatan vaksin massal oleh Inovio, perusahaan farmasi yang dibiayai Bill Gates.
"Ini adalah sentimen yang bisa mengatrol kembali harga minyak dunia. Rebound ini sangat berbahaya, kalau saat ini kita menurunkan harga BBM," katanya.
Itulah sebabnya, Abra meminta semua pihak tetap tenang dan tidak terpengaruh ke dalam wacana penurunan harga BBM, terlebih, sebenarnya saat ini inflasi sangat terjaga dan harga-harga kebutuhan pokok juga relatif stabil.
Penurunan Harga Tak Pengaruh Banyak
Menurut dia, penurunan harga BBM saat ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap masyarakat, karena dalam situasi pandemi corona, aktivitas warga jauh berkurang dan bahkan beberapa wilayah sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Jadi kalau pun turun, juga tidak berpengaruh kepada masyarakat. Karena harga BBM saat ini bukanlah isu utama. Tetapi yang utama adalah jaminan ketersediaan energi di seluruh daerah untuk jangka panjang," katanya.
Terkait harga saat ini, dia menilai bahwa Pertamina tetap patuh pada formula yang ditetapkan Pemerintah, yakni sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tanggal 1 Maret 2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Menurut dia, tidak benar jika dikatakan harga BBM dalam negeri saat ini lebih mahal, karena dibandingkan rata-rata negara-negara Asean, harga Pertamax dan Pertalite justru lebih rendah.
Dia mencontohkan harga Pertamax, mengacu pada Global Petrol Prices 13 April 2020, berada pada level USD 0,58 atau Rp9.000 per liter, lebih murah dibandingkan rata-rata negara ASEAN, yang berada pada level USD 0,77 per liter.
Begitu pula harga Pertalite Rp7.650 atau setara USD 0,49 per liter, juga jauh lebih murah dibandingkan rata-rata BBM sejenis di ASEAN.
(mdk/idr)