Pemerintah Ingin Mobil Listrik Bisa Dijual Lebih Murah, Apa Solusinya?
Chair Senior Economic Official dari Indonesia, Edi Prio Pambudi mengatakan, pertemuan Dewan MEA ini salah satunya membahas terkait pembangunan ekosistem kendaraan listrik, atau electric vehicle (EV) di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia menggelar Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community Council( AECC) ke-22, 6–7 Mei 2023 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Pada sidang yang digelar Sabtu (6/5) hari ini, dilakukan tinjauan akhir dari pembahasan untuk AECC yang akan didiskusikan pada Minggu (7/5/2023) besok.
Chair Senior Economic Official dari Indonesia, Edi Prio Pambudi mengatakan, pertemuan Dewan MEA ini salah satunya membahas terkait pembangunan ekosistem kendaraan listrik, atau electric vehicle (EV) di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
Indonesia sebagai tuan rumah mendukung penuh, ditambah Pemerintah RI sudah mulai memetakan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air yang bisa dipakai jadi percontohan.
"Ekosistem kita bentuk, paling tidak kita melihat sekarang. Ini kan sudah ada mulai penataan terhadap bagaimana ketersediaan bahan baku untuk baterai (kendaraan listrik), bagaimana nanti dalam proses produksinya," kata Edi di sela-sela Pertemuan Dewan MEA di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu (6/5).
Edi menyebut, pemerintah juga tak ingin harga kendaraan listrik terlampau mahal. Oleh karenanya, turut dibahas juga soal rencana pemberian subsidi guna memastikan penggunaan EV.
"Lalu ada juga bagaimana nanti meletakkan subsidi, karena EV itu electric vehicle. Kalau kemudian teknologi kita tidak support, nanti jadi expensive vehicles. Jadi masyarakat juga tidak mampu untuk membeli," ungkapnya.
Edi menekankan, Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN berpikir bersama-sama untuk membangun ekosistem EV di ASEAN. Dengan tujuan, agar sektor industri tersebut bisa tertata dari ujung ke ujung.
Tak hanya Indonesia, Edi mengatakan bahwa negara ASEAN lain semisal Vietnam, Thailand dan Malaysia juga sudah unggul dalam produksi kendaraan konvensional. Tinggal bagaimana memperbaharuinya menjadi industri kendaraan listrik di negara masing-masing.
"Sekarang dengan adanya peralihan begini, bagaimana nanti adopsi teknologinya, bagaimana penyiapan tenaga kerjanya, bagaimana menata pasarnya. Dan ini panjang, karena EV tidak sekadar mobilnya. Bagaimana nanti penyediaan charging station-nya dan lain-lain. Tentu itu menjadi banyak PR yang harus segera dituntaskan," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)