Pemerintah Jamin Pasokan Beras Aman hingga Lebaran Idulfitri 2024
Pemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Pemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Pemerintah Jamin Pasokan Beras Aman hingga Lebaran Idulfitri 2024
Pemerintah Jamin Pasokan Beras Aman hingga Lebaran Idulfitri 2024
- Jelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan
- Pemerintah, Muhammadiyah dan NU Lebaran Tanggal Berapa? Kemungkinan Serentak
- Pemerintah Terapkan Pembatasan Angkutan Barang saat Libur Lebaran, Ini Ruas Jalan yang Dibatasi
- Pemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan pasokan beras di gudang Bulog aman dalam menghadapi bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2024.
Arief mencatat, saat ini, stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 1,4 juta ton.
"Kita pastikan puasa dan lebaran mendatang beras itu ada dan cukup. Stok Bulog hari ini 1,4 juta ton,"
ujar Arief di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, Senin (19/2).
Terkait kelangkaan pasokan beras di ritel modern dalam beberapa hari terakhir,
Arief bilang Pemerintah terus mendorong penyaluran program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Pangan (SPHP) ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
"Dan ini harus terus didorong untuk masuk ke PIBC, pasar tradisional dan modern retail," beber Arief.
Arief pun memastikan pasokan beras akan kembali normal tersedia di pasar tradisional maupun ritel modern dalam beberapa hari ke depan.
"Dalam beberapa hari terakhir ini stok beras di ritel modern sudah mulai kembali normal," ungkap Arief.
Per 17 Februari 2024, realisasi bansos beras tahap 1 tahun 2024 yang telah disalurkan oleh Perum Bulog untuk alokasi bulan Januari telah mencapai 193.368 ton. Angka ini sudah mencapai 87,87 persen dari pagu sasaran per bulan sebesar 220.041 ton.
Sementara itu untuk realisasi bulan Februari sebesar 3.084 ton atau 1,40 persen dari pagu bulanan.
Khusus Provinsi Banten, realisasi penyaluran bansos beras untuk bulan Januari mencapai 3.693 ton atau 54,91 persen dari pagu bulanan sebesar 6.725 ton.
"Sementara untuk realisasi penyaluran beras SPHP tahun 2024 sampai dengan 17 Februari 2024 mencapai 264 ribu ton, dengan alokasi penyaluran terbesar di Wilayah DKI Jakarta dan Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat," kata Arief.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey mengaku toko-toko ritel mengalami kelangkaan stok beras ukuran 5 kilogram (kg).
Roy khawatir kondisi seperti ini akan menimbulkan gejolak pasar karena naiknya harga beras dan komoditas lainnya.
"Siapa yang akan bertanggungjawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami, karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual Rugi," ujar Roy, Jumat (9/2) lalu.
Dia mengatakan keterbatasan suplai beras saat ini karena belum masa panen.
Mengingat masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024.
Di waktu bersamaan, ujar Roy, beras medium SPHP yang diimpor pemerintah belum masuk.
Dengan demikian, situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dengan permintaan ini berdampak terhadap kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional).