Pemerintah Temukan Harta Karun Migas, Lokasinya Ada di 4 Titik Ini
Penemuan potensi ini mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
Kementerian ESDM menyampaikan penemuan terbaru potensi minyak dan gas di area Indonesia Bagian Barat Tahap 2 (IBB 2), mencapai lebih dari 4,3 miliar barel oil equivalent (BBOE).
Potensi ini terdapat di 4 wilayah yaitu Cekungan Natuna Timur, Cekungan Selat Makassar, Cekungan Jawa Bagian Tenggara dan Cekungan Barito.
- Pemerintah Bidik Pemanfaatan Gas Bumi di Kawasan Industri, Segini Potensi Jumlahnya
- Banyak Potensi Gas Ditemukan, Menko Luhut: Tinggal Bagaimana Kita Mengelola Bersama-sama
- Indonesia Barat Simpan Banyak ‘Harta Karun’ Migas, Ini Daftarnya
- Pemerintah Janjikan Insentif Pajak untuk Investor Blok Migas Baru
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto, mengatakan penemuan potensi ini mendukung upaya pencapaian swasembada energi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yakni peningkatan lifting migas.
"Studi yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak dengan tujuan untuk mempercepat kegiatan eksplorasi, sekaligus menciptakan lingkungan investasi hulu migas yang lebih kondusif bagi investor, baik investor domestik maupun internasional," kata Djoko dalam media briefing penyampaian hasil Hasil Akhir Kajian Percepatan Eksplorasi Indonesia Barat Tahap II Penawaran Minyak Indonesia Putaran ke-2 2024, di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (3/12).
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Nanang Abdul Manaf menyampaikan, kajian untuk penemuan potensi baru migas di IBB 2 dilakukan di Natuna Timur, Selat Makassar, Jawa Bagian Tenggara, dan Barito.
"Fokus dalam kajian tim adalah di Natuna Timur, Selat Makassar, Jawa Bagian Tenggara dan Barito," ujarny Nanang.
Kata Nanang, hasil dari 2 area saja potensinya lebih dari 4,3 BBOE, yang terdapat di Natuna Timur sekitar 2,8 BBOE dan Jawa Bagian Tenggara sedikitnya 1,5 BBOE dengan potensi antara rentang 1,5 hingga 17 BBOE.
"Ini belum ditambah dengan potensi yang ada di Selat Makassar dan Barito," pungkas Nanang.