Peneliti: Inovasi Produk Tembakau Alternatif Jadi Cara Tekan Jumlah Perokok RI
Menurut Erman, produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, merupakan salah satu teknologi disruptif yang nantinya bisa menggantikan kebiasaan merokok konvensional.
Dewan Penasihat Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) sekaligus Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Erman Aminullah menyebut bahwa pemanfaatan inovasi teknologi dari produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan jumlah perokok di Indonesia. Namun, kehadiran hasil inovasi dari industri tembakau itu belum dimanfaatkan secara maksimal.
Hal ini disampaikan Erman saat menjadi salah satu pembicara di ASIALICS 2019 yang digelar di Korea Selatan dari 26-27 Juli 2019. Dalam forum yang beranggotakan para sarjana, akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan yang fokus dalam sistem pembelajaran, inovasi, dan pengembangan kompetensi di Asia, Erman mengulas materi yang berjudul “E-Cigarette as Disruptive Innovation: Forecasting of conventional cigarette substitution in Indonesia.”
-
Di mana pabrik perakitan motor listrik Rakata berada? Produsen motor Rakata memiliki pabrik perakitan di Tangerang, Banten, serta kantor pusat di Jakarta Selatan.
-
Bagaimana cara rokok elektrik bekerja? Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang mengandung nikotin, flavoring, dan bahan kimia lainnya menggunakan baterai. Proses pemanasan ini menghasilkan aerosol yang kemudian dihirup oleh pengguna, mirip dengan cara merokok rokok konvensional namun tanpa menghasilkan asap yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Dengan demikian, rokok elektrik tidak hanya menciptakan pengalaman merokok yang lebih bersih secara visual, tetapi juga mengurangi paparan terhadap zat-zat kimia yang ditemukan dalam asap rokok konvensional.
-
Siapa saja yang terdampak oleh bahaya rokok elektrik? Penggunaan rokok elektrik terus meningkat di berbagai belahan dunia, menciptakan tantangan baru dalam kebijakan kesehatan masyarakat dan regulasi tembakau. Sementara para pendukung rokok elektrik menganggapnya sebagai alat bantu untuk menghentikan kebiasaan merokok konvensional, kritikus khawatir bahwa popularitas rokok elektrik dapat memperkenalkan generasi baru pada nikotin dan bahaya kesehatan yang terkait dengannya.
-
Bagaimana perawatan lokomotif Diesel Elektrik dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta? Pemeliharaan lokomotif di sana dilakukan secara berkala. Untuk lokomotif Diesel Elektrik (DE), perawatan SPA akan dilakukan apabila lokomotif telah menempuh jarak 325.000 km atau dua tahun. Sementara apablika lokomotif DE telah menempuh jarak 650.000 km atau 4 tahun, maka akan menjalani perawatan PA
-
Di mana lokasi home industry produksi ekstasi dan pil koplo yang dibongkar? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Apa yang membuat elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta merosot? Selain itu, Golkar berasumsi belum mengusung Ridwan Kamil ke Jakarta karena elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta merosot Ketika Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) muncul di bursa Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Erman, produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, merupakan salah satu teknologi disruptif yang nantinya bisa menggantikan kebiasaan merokok konvensional. Dengan pengembangan berbasiskan riset dan teknologi, produk tembakau alternatif memiliki potensi untuk menurunkan tingkat risiko kesehatan. Hasil riset Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (2018) menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-90 persen daripada rokok konvensional.
"Produk tembakau alternatif memberikan pilihan kepada perokok aktif untuk beralih ke produk yang minim risiko kesehatan. Dengan begitu, pola kecenderungan konsumsi rokok konvensional akan berubah sehingga prevalensi perokok di Indonesia berpotensi menurun," kata Erman.
Hanya saja, Erman masih menyayangkan sikap para pemangku kebijakan dan publik di Indonesia yang menilai negatif produk tembakau alternatif. Padahal, pada produk tersebut tidak terjadi proses pembakaran tembakau, yang lazimnya terjadi di rokok konvensional. Dengan demikian, produk ini tidak menghasilkan TAR, senyawa paling berbahaya yang terdapat pada rokok. Hal ini diperkuat dengan riset yang dilakukan terhadap produk tembakau alternatif.
"Seharusnya para pemangku kebijakan dan publik memberikan kesempatan terhadap produk tembakau alternatif untuk mengambil peran dalam menurunkan angka perokok di Indonesia. Negara-negara seperti Inggris, Jepang, Kanada, dan Selandia Baru, sudah mulai menggunakan produk tembakau alternatif untuk mengatasi permasalahan jumlah perokok," tegas dia.
Erman meneruskan, negara-negara tersebut memperkuat keberadaan produk tembakau alternatif dengan regulasi. Selain memperkuat riset, pemerintah Indonesia juga semestinya mengatur produk tembakau alternatif dalam sebuah regulasi khusus. "Sekarang ini, pemerintah hanya melihat dari aspek ekonomi yakni penerimaan cukai. Padahal ada aspek kesehatan yang cukup besar untuk mengatasi permasalahan jumlah perokok di Indonesia yang terus meningkat," kata dia.
Sebelumnya, peneliti dari Georgetown University Medical, David T. Levy dalam risetnya “Potential deaths averted in USA by replacing cigarettes with e-cigarettes” (2017) menyebutkan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini akibat merokok jika beralih ke produk tembakau alternatif.
Meski demikian, Erman optimis produk tembakau alternatif nantinya akan menjadi pilihan perokok untuk berhenti merokok secara bertahap. Penolakan pada saat ini karena masih minimnya informasi positif mengenai produk tembakau alternatif. “Produk ini sudah didukung dengan penelitian kredibel. Dengan didukung melalui pemberian informasi yang komprehensif, maka hanya tinggal menunggu waktu para perokok untuk beralih,” ujarnya.
Erman menambahkan, pemerintah diharapkan segera bertindak untuk menyebarkan informasi tentang produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan. Sebab, sejumlah produk tembakau alternatif sudah tersebar di pasaran.
"Selain memberikan informasi tentang manfaat dari produk tembakau alternatif, langkah ini juga untuk mencegah agar mereka yang belum pernah merokok dan anak-anak di bawah umur tidak menggunakannya. Tentunya juga perlu diperkuat dengan regulasi," tutupnya.
(mdk/idr)