Pengamat: Negara maju saja masih investasi infrastruktur
"Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi besar memiliki infrastruktur yang baik. Untuk maju, untuk tumbuh butuh infrastruktur, bahkan negara maju itu masih investasi infrastruktur."
Presiden Joko Widodo terus menggenjot pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan saat ini tidak hanya berhubungan dengan ekonomi saja, namun juga untuk menyatukan bangsa Indonesia.
Salah satu bukti bahwa Jokowi fokus membangun infrastruktur adalah alokasi dana APBN untuk infrastruktur yang terus naik tiap tahun. Pada tahun depan, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 409 triliun untuk sektor ini.
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa yang Pramono Anung janjikan untuk meningkatkan fasilitas bersepeda di Jakarta? "Kalau dibuat loop seperti Bangkok, waduh nikmat banget. Makanya banyak di kita yang bersepeda ke Bangkok, Korea, Jepang," kata Pramono di kawasan SCBD Jakarta Selatan, Sabtu (14/9).
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
Pengamat ekonomi, Denni Puspa Purbasari mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang besar memang harus memiliki infrastruktur yang baik. "Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi besar memiliki infrastruktur yang baik. Untuk maju, untuk tumbuh butuh infrastruktur, bahkan negara maju itu masih investasi infrastruktur," katanya dalam sebuah diskusi,
Menurut Denni, bila dibandingkan dengan dengan negara lain, penyediaan infrastruktur Indonesia masih terbilang lebih rendah. "Indonesia masih di bawah Thailand dan Malaysia jika dibandingkan dengan rasio antara GDP Perkapita dengan infrastruktur."
Dalam pandangan Denni, karakter infrastruktur tipe Proyek Strategis Nasional berkarakter memang tidak bisa langsung memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi secara short time, tapi secara long time ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi.
Ketua Dewan Nasional KPA, Iwan Nurdin mengatakan, realitas pembangunan infrastruktur tidak hanya di kota besar, tapi juga sampai di desa-desa. "Bisa kita lihat, alokasi dana desa terserap untuk infrastruktur."
Namun demikian, menurut Iwan, pembangunan infrastruktur bukan tanpa masalah. Pembebasan lahan untuk membangun infrastruktur seringkali menimbulkan konflik sosial.
"Masalah lainnya adalah tanah. Anggaran tanah untuk infrastruktur rendah, selain itu proses pengadaan tanah dalam proyek infrastruktur terlalu birokratis, akibatnya seringkali menimbulkan konflik sosial," imbuh Iwan.
Untuk itu, lanjut Iwan, perlu ada ada terobosan baru oleh pemerintah.
Selain itu, Iwan menambahkan, pembangunan infrastruktur masih kering secara imajinasi sosial. "Ini juga yang menyebabkan konflik sosial".
Sementara itu, pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sudah mengarah kepada perbaikan. Akan tetapi, menurut Burhan, ada hal-hal yang perlu dan mendesak harus dilakukan pemerintah.
"Meskipun persepsi publik terhadap inflasi dan infrastruktur membaik, tetapi terdapat permasalahan yang perlu segera diselesaikan di antaranya lapangan kerja, jumlah orang miskin, yang meskipun terjadi penurunan, tetapi masih banyak", pungkas Burhan.
Baca juga:
Tingginya angka pengangguran di balik gencarnya Presiden Jokowi bangun infrastruktur
Menteri Basuki: Kalau pembangunan andalkan APBN, kita masih lama kejar ketertinggalan
Proyek infrastruktur Jokowi tak ampuh serap tenaga kerja
Tahun depan, Jepang bangun mega proyek bendungan Rp 3,8 T di Palembang
Sri Mulyani rombak jajaran direksi PT PII