Pengamat: Rencana Super Holding BUMN Jokowi Sudah Ada Sejak Era Soeharto
Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Toto Pranoto, menyatakan gagasan Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo terkait pembangunan super holding BUMN bukan lah sesuatu yang baru. Sebab, wacana tersebut sebelumnya pernah dirancang di akhir masa Pemerintahan Presiden Soeharto.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto, menyatakan gagasan Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo terkait pembangunan super holding BUMN bukan lah sesuatu yang baru. Sebab, wacana tersebut sebelumnya pernah dirancang di akhir masa Pemerintahan Presiden Soeharto.
Toto menjelaskan konsep yang dirancang pada masa Pemerintah Soeharto pun serupa dengan apa yang diterapkan di Malaysia melalui perusahaan pelat merahnya. Hanya saja, di Indonesia sendiri gagasan tersebut sampai saat ini masih belum juga terealisasikan.
-
Kapan Jokowi meninjau posko pengungsian banjir di Sumbar? Jokowi mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian banjir lahar dingin di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat meninjau posko pengungsian banjir di Sumbar? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian.Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Lampung? Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Lampung. Salah satu tujuan kunjungan ini untuk mengecek jalan rusak di wilayah tersebut.
-
Kenapa Jokowi meninjau Gudang Beras Bulog? Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
"Bedanya kalau di Indonesia kemudian tidak fokus diimplementasikan karena pergantian rezim yang cepat, di Malaysia konsep ini diimplementasikan dengan pembentukan super holding Khazanah. Kenapa bisa? Karena pemerintahan di bawah Mahatir saat itu sangat stabil," katanya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (20/4).
Toto mengatakan baru di era Jokowi konsep ini dijadikan prioritas dan diimplementasikan lebih cepat. "Kenapa Jokowi pro holding? Menurut saya karena visi dia ke depan untuk meningkatkan daya saing BUMN itu sendiri," imbuhnya.
Mengutip laporan kinerja BUMN, pada 2017, Kementerian BUMN telah menyusun peta jalan (road map) BUMN. Salah satu peta jalan berisi rencana pembentukan holding BUMN sektor perbankan dan jasa keuangan, sektor pertambangan, sektor minyak dan gas (migas), sektor perumahan, sektor konstruksi, dan sektor pangan.
Tahun kemarin, pemerintah telah membentuk holding migas. Dalam holding BUMN migas, PT Pertamina (Persero) ditunjuk sebagai induk. Anggota holding BUMN migas terdiri dari PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Pada tahun yang sama, pemerintah juga telah membentuk holding BUMN tambang. Dalam pembentukan holding ini, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) didapuk sebagai induk, sementara anggota perusahaan terdiri dari, PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk.
"Dengan pembentukan sektoral holding BUMN yang dikebut dalam 2 tahun terakhir, maka harapannya daya saing BUMN meningkat. Kata kunci holding adalah value creation. Artinya nilai Holding akan lebih besar dibandingkan masing-masing BUMN berstatus stand alone," jelas Toto.
Kendati demikian, dia memandang beberapa holding yang sudah dilakukan Pemerintahan Jokowi belum sepenuhnya bisa disamakan seperti yang digagas Pemerintah Malaysia dan Singapura.
"Tidak ada yang sepenuhnya sebagai investment holding seperti Temasek dan Khazanah. Apabila implementasi pembentukan sectoral holding di Indonesia ini sudah dijalankan lebih baik , maka ke depan transisi menuju super holding yang mengelola portfolio seperti Temasek mungkin bisa dijalankan," pungkasnya.
Seperti diketahui, Calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), menyatakan akan membangun super holding sehingga menciptakan BUMN kelas dunia. Super holding merupakan induk dari holding-holding yang tengah dibentuk saat ini.
"Saya kira ke depan kita akan membangun holding BUMN baik holding yang berkaitan dengan konstruksi, karya berkaitan dengan migas. Holding berkaitan dengan pertanian, perkebunan, berkaitan dengan perdagangan lainnya. Akan ada holding di atasnya ada super holding," ujar dia saat debat kelima pilpres 2019 di Hotel Sultan Jakarta.
Baca juga:
Menhub Budi Dukung Penuh Pembentukan Holding BUMN Penerbangan
Mengupas Rencana Pembentukan Holding BUMN Perhubungan Udara
Angkasa Pura II Soal Holding BUMN Penerbangan: Sangat Baik, Banyak Manfaat Positif
Menteri Rini Masih Kaji Pembentukan Holding Perhubungan Udara
Holding BUMN Perhubungan Udara Ditargetkan Terbentuk Semester I-2019
Menteri Rini Soal Super Holding: Kementerian BUMN Akan Hilang
Punya Holding Perhubungan Udara, Menteri Rini Ingin Seperti Dubai dan Qatar