Pengamat soal Rupiah tembus Rp 14.000 per USD: Masih lebih baik dibanding 2013 lalu
Saat ini, Rupiah melemah sekitar 3,7 persen dan ini lebih baik dibandingkan Filipina peso yang sebesar 4,3 persen, India rupe 5 persen atau mata uang negara lain di dunia.
Nilai tukar Rupiah bergerak melemah dalam beberapa waktu terakhir. Puncaknya, nilai tukar Rupiah melewati level psikologis Rp 14.000 per USD dan masih berlangsung hingga saat ini.
Pengamat Ekonomi Poltak Hotradero mengatakan, sebenarnya angka Rp 14.000 bukan merupakan ukuran untuk melihat parah atau tidaknya pelemahan yang dialami Rupiah. Saat ini, Rupiah melemah sekitar 3,7 persen dan ini lebih baik dibandingkan Filipina peso yang sebesar 4,3 persen, India rupe 5 persen atau mata uang negara lain di dunia.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
"Rupiah mengalami pelemahan tapi tidak sedalam dibandingkan negara lain," ujar dia di kawasan Pattimura, Jakarta, Kamis (17/5).
Bahkan menurut dia Rupiah pernah melemah lebih parah dibandingkan saat ini, yaitu pada 2013 lalu. Saat itu, pelemahan Rupiah mencapai 12 persen.
"Dulu melemahnya sekitar 12 persen sekarang melemahnya 4 persen. Maka posisi Indonesia lebih bagus dibandingkan 2013. Ini masih ada good news-nya. (Dulu) Dari dolar Rp 9.000, naik tajam. Ini perlu kita perhatikan," kata dia.
Oleh sebab itu, lanjut Poltak, parah atau tidaknya pelemahan rupiah bukan dilihat dari nominal, tetapi dari persentase tingkat depresiasinya terhadap dolar AS.
"Cara berpikir jangan berdasarkan nominal, karena aktivitas ekonomi itu sifatnya relatif. Kenapa di-over blown. Harus lihat dari persentasenya untuk melihat ukuran dari suatu mata uang. Karena ekonomi kan bertumbuh juga. Pada 2013 jauh lebih parah, dan sekarang jauh lebih mending dibandingkan dulu. Jadi ini yang perlu menjadi perspektif," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BI: Rupiah melemah 1,47 persen di triwulan 1/2018
April 2018, pembiayaan Mandiri Tunas Finance meroket 53 persen jadi Rp 9,1 triliun
Proyek lapangan migas laut dalam Chevron bisa berproduksi sekitar 2023
BI naikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,50 persen
Akhir tahun, Bank Mandiri prediksi nilai tukar kembali ke Rp 13.800 per USD