Pengusaha Indonesia mulai incar pasar Kolombia
Kolombia menawarkan sejumlah keunggulan untuk menarik pengusaha Indonesia.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melebarkan sayap bisnis ke Kolombia. Negara tersebut dinilai sebagai tujuan investasi yang cukup potensial.
Kolombia, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin, mengembangkan penawaran peluang bisnis di sektor agro-industri, manufaktur dan jasa yang dapat memberikan keuntungan baik untuk perusahaan-perusahaan besar, kecil maupun menengah bagi Indonesia.
-
Apa saja contoh kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Mengapa budidaya kakao penting bagi ekonomi Indonesia? Budidaya kakao merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki potensi ekonomi tinggi, khususnya di negara-negara tropis seperti Indonesia. Kakao, bahan utama pembuatan cokelat, memiliki permintaan yang stabil di pasar internasional, menjadikannya komoditas yang berharga bagi petani.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Mengapa kerja sama ekonomi Indonesia dan Kanada dipercepat? Lebih penting lagi, bagi Indonesia, kerja sama ekonomi tersebut dipercepat dengan landasan aturan dan arahan Presiden.
-
Kenapa Hari Koperasi Indonesia diperingati? Tujuan peringatan ini guna mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk senantiasa menghidupkan koperasi sebagai jalan demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
Badan koordinasi penanaman modal kolombia, ProColombia telah mengidentifikasi sejumlah peluang bagi para pengusaha Indonesia yang tengah mencari perluasan operasi mereka di dunia.
"Pengusaha Indonesia memiliki kepentingan untuk memperluas bisnis mereka di sektor agribisnis seperti kelapa sawit, karet dan kehutanan, serta barang dan jasa perminyakan juga pertambangan, pelayanan kesehatan dan perhotelan," Kata Presiden ProColombia María Claudia Lacouture dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (15/9).
Menurutnya, sektor lain yang juga menarik adalah barang, jasa perminyakan, karet dan produk-produk turunannya, pengembangan hutan tanaman, biofuel, energi terbarukan, BPO, mode, perangkat lunak dan layanan TI, dan metalworking yang merupakan bagian dari tawaran yang dicari guna menarik bisnis dari Indonesia.
Ketua Kadin Komite Amerika Selatan, Jacobus Dwihartanto menambahkan bahwa Kolombia bisa menjadi jembatan untuk masuk ke negara-negara Amerika Latin lainnya seperti Cile, Meksiko dan Peru yang telah beraliansi dalam hubungan dagang. Selain itu, Kolombia juga memiliki Free Trade Agreement (FTA) dengan Amerika Serikat.
"Potensi besar untuk pengusaha Indonesia itu utamanya di sektor makanan dan minuman olahan. Penduduk Kolombia saat ini mencapai 49 juta. Tak hanya itu, peluang besar juga ada untuk sektor furnitur dan otomotif, terutama permintaan karet untuk ban yang cukup tinggi," kata Jacobus.
Dia mengatakan, masalah logistik karena jauhnya wilayah antara Indonesia dan Kolombia tidak lagi menjadi hambatan, pasalnya sekarang ini sudah ada penerbangan langsung dari Guangzhou, China yang rutin terjadwal.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Chris Kanter mengatakan bahwa selain adanya peluang investasi di Kolombia, dari sisi perdagangan Amerika Latin merupakan pasar penting yang harus Indonesia masuki.
"Kolombia ini merupakan negara dengan pertumbuhannya yang sangat besar dengan jumlah kalangan menengah yang cukup tinggi begitu juga dengan Indonesia. Oleh karenanya, selain ada peluang investasi di sana, kita juga mengundang mereka untuk memiliki product basenya di Indonesia," tutur Chris.
Duta Besar Kolombia untuk Indonesia, Alfonso Garzon mengatakan, pada waktu yang lalu kerjasama Indonesia dan Kolombia hanya terfokus pada sektor minyak, namun kali ini kerjasama perdagangan dan investasi dapat dilakukan untuk sektor lainnya.
"Indonesia bisa melakukan investasi di berbagai sektor. Demikian halnya perusahaan kolombia di Indonesia. Perusahaan kesehatan terbesar berminat melakukan Investasi di Indonesia, begitu juga di sektor energi, sanitasi, infrastruktur dan sektor keuangan," ungkap Alfonso.
Menurut dia, untuk melakukan investasi di Indonesia pihaknya telah melakukan pendekatan tidak hanya dengan pemerintah pusat tetapi juga dengan pemerintah daerah.
Dia pun mengundang para pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi di Kolombia. Alfonso mengatakan bahwa Kolombia memiliki iklim investasi terbaik di dunia, peringkat pertama di Amerika Latin dan menempati posisi ke 10 di dunia.
"Kami menjamin adanya kepastian hukum, kepastian penjaminan dalam hal keuntungan dan fasilitas investasi yang diberikan," tegas Alfonso.
Selain itu, kata dia, saat ini sedikitnya terdapat 45 perjanjian perdagangan bebas yang telah disepakati, di antaranya dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Korea dan Jepang. Sementara FTA dengan ASEAN masih dalam proses penjajakan.
(mdk/idr)