Pengusaha: Kalau Tak Ada Investor, Unicorn Tidak Pernah Ada di Indonesia
Asosiasi Digital Enterpreneur Indonesia (ADEI) mengakui bahwa aliran dana asing menjadi salah satu penopang pertumbuhan bagi perusahaan unicorn di Indonesia seperti Gojek dan Tokopedia. Sebab, tanpa adanya suntikan modal asing kedua perusahaan tersebut bukanlah apa-apa.
Asosiasi Digital Enterpreneur Indonesia (ADEI) mengakui bahwa aliran dana asing menjadi salah satu penopang pertumbuhan bagi perusahaan unicorn di Indonesia seperti Gojek dan Tokopedia. Sebab, tanpa adanya suntikan modal asing kedua perusahaan tersebut bukanlah apa-apa.
"Kalau tidak dibuka untuk investor asing masuk ya unicorn tidak pernah ada di Indonesia yang ada hanya startup," kata salah satu Perwakilan ADEI, Suherman Widjaja, saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (7/8).
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Dia mengatakan, selama ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan rintisan baru seperti e-commerce yang mencoba merambah pasar dalam negeri. Namun, dikarenakan modal yang minim membuat perusahaan tersebut gulung tikar.
"E-commerce startup rata-rata itu sebutkan bakar uang ujung-ujungnya rugi. Kalau rugi untuk apa berbisnis. Nah para pemodal yang ada di Indonesia belum terbiasa dengan itu tapi di luar negeri sudah biasa dan juga kebetulan di sana sudah siap dananya, jadi siap gelontorkan investasi yang besar," jelasnya.
Oleh karenanya, dia berharap para startup di Indonesia dapat mengambil kesempatan untuk membuka pintu agar investasi asing masuk. Sehingga perusahaan tadinya rentan dapat menjadi perusahaan besar dalam tempo singkat.
Di balik keuntungan yang besar, namun dia mengakui aliran modal asing juga dapat menjadi hal negatif bagi perusahaan tersebut. Dikarenakan, semakin banyak dana yang diberikan asing, porsi kepemilikan pun juga akan bergeser.
"Ini peran pemerintah supaya hasil usaha tidak dibawa ke luar negeri. Karena itu potensi market di Indonesia, sudah dikumpulkan e-commerce, tapi hasil usaha di bawa ke luar negeri. Kenapa di bawa ke luar negeri? karena pemegang saham besar di luar negeri," tandasnya.
Baca juga:
BKPM Tegaskan Tak Semua Investasi Asing Bisa Masuk
Kadin Minta Pemerintah Lebih Selektif Soal Investasi Asing
Diteken Tahun ini, Aturan Mobil Listrik Targetkan Produksi Dimulai 2021
Sharp Bakal Bangun Pabrik AC Senilai Rp200 Miliar di Indonesia
Pelaku Usaha Beberkan Keuntungan Bangun Pabrik di Indonesia
Genjot Investasi, Bank Indonesia Beri Sinyal Turunkan Kembali Suku Bunga Acuan