Pengusaha tambang tak serius patuhi larangan ekspor bahan mentah
Berbagai protes soal penerapan larangan ekspor tambang dan mineral mentah akibat kelalaian pemerintah dan pengusaha.
Pemerintah sudah memutuskan, larangan ekspor mineral mentah mulai dijalankan 12 Januari 2014. Larangan itu sesuai amanat Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan baru bara.
Pengamat perminyakan dan energi Kurtubi menilai, meski UU sudah ditetapkan pada tahun 2009 namun hingga saat ini belum ada keseriusan pengusaha dalam menjalankan UU tersebut.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Apa yang akan dihasilkan dari beroperasinya Smelter Freeport di Gresik? Menurut dia, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Dengan hilirasasi ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang besar dari pajak maupun dividen.
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Apa itu Tiangong? Stasiun luar angkasa yang dibangun sendiri oleh China, dikenal sebagai Tiangong.
-
Apa yang terjadi di tambang emas di Gorontalo? Sebagai informasi, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, pada Sabtu (6/7), dan ada jiwa yang terancam dan membutuhkan pertolongan.
-
Apa komoditas yang menjadi 'emas' di perdagangan Tapanuli, Sumatera Utara? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.
"Ini kan hampir lima tahun, mestinya ada tanda-tanda pengusaha ke sana, mentaati undang-undang itu tidak ada. Kelihatannya respons positif tambang-tambang besar itu tidak kelihatan," ungkap Kurtubi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (6/1).
Kurtubi menilai jika dilihat dari kalkulasi laba selama beberapa tahun, seharusnya perusahaan-perusahaan besar seperti Newmont dan Freeport sudah mampu membangun smelter. Pembangunan smelter sesungguhnya justru semakin menguntungkan bagi mereka karena akan lebih banyak menyerap tenaga kerja dan menghemat biaya produksi.
Apabila banyak perusahaan mengeluh beratnya membangun pembangkit listrik sendiri untuk keperluan operasional smelter, Kurtubi menyebut itu bukan alasan. Sebab, sekarang ini sudah banyak sumber listrik alternatif dengan biaya murah seperti bio diesel.
Kurtubi menilai, berbagai protes soal penerapan larangan ekspor tambang dan mineral mentah lahir akibat kelalaian pemerintah dan pengusaha tambang. "Siapa yang salah? Semua pihak salah, pemerintah tidak mempersiapkan aturan sedetail mungkin, para pengusaha juga tidak serius," tutup Kurtubi.