Jejak Perdagangan Kapur Barus di Sumatera, Konon Dulu Harganya Setara dengan Emas
Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.

Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.

Jejak Perdagangan Kapur Barus di Sumatera, Konon Dulu Harganya Setara dengan Emas
Mungkin selama ini kita mengetahui jika kedatangan bangsa Barat ke Nusantara hanyalah untuk berdagang hasil rempah-rempah seperti pala atau cengkih. Jauh sebelum itu, terdapat komoditas yang tak kalah berharga untuk diperjualbelikan yaitu kapur barus.
Komoditas yang satu ini sudah diperdagangkan sejak abad ke-2 dan banyak sekali diincar oleh pedagang-pedagang dari Asia, Timur Tengah, dan bahkan dari Eropa sekalipun.
Kapur barus atau bisa disebut kamper, tidak hanya bernilai dalam bisnis saja, akan tetapi juga merembet ke nilai-nilai sosial.
Penamaan "kapur barus" juga diambil dari sebuah kata wilayah yang terletak di Provinsi Sumatera Utara yaitu Baru.
Selain jalur yang strategis, komoditas kapur barus atau kamper ini juga memberikan dinamika tersendiri di dunia perdagangan internasional.
Komoditas Unggulan
Melansir dari berbagai sumber, komoditas kamper sudah menjadi sebuah emas bagi mereka yang mengerti akan manfaat dari benda ini.
Tak heran, jika kamper sudah lebih dulu menjadi produk unggulan jauh sebelum rempah-rempah.
Unggulnya perdagangan kamper ini tertulis dalam prasasti Tamil yang berada di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi pada tahun 1873 yang ditemukan oleh kontrolir Belanda.
Hal ini terbukti jika pedagang Tamil sudah melakukan ekspedisi ke Nusantara untuk mengambil kemenyan atau kapur barus langsung dari sumbernya.

Wilayah Barus, Tapanuli Tengah juga tidak kalah penting.
Daerah ini sudah menjadi pusat perdagangan kamper dunia dari abad 4 hinggga 10.
Banyak pedagang datang dari berbagai penjuru, seperti Cina, kawasan Laut Tengah, Indocina, Asia, Persia, Timur Tengah, dan Afrika.
Eropa juga tidak ingin kalah pamor dalam berdagang kapur barus. Banyak dari mereka yang menaruh perhatian pada komoditas ini sehingga rela datang jauh-jauh ke Barus.
Konon, harga kapur barus ini setara dengan harga emas dalam berat yang sama.
Pentingnya Manfaat Kamper
Selain menjadi komoditas setara emas, bagi mereka yang mengerti soal kamper tentunya benda ini memiliki manfaat yang cukup beragam.
Tak mengagetkan jika harganya sangat tinggi karena mengandung berbagai macam kegunaan.
Penggunaan kamper atau kapur barus sudah menjadi kebutuhan primer oleh masyarakat di dunia. Mereka biasa menggunkan kamper untuk kebutuhan sosial, pengobatan, wewangian, dan sebagainya.
Di Mesir, kapur barus biasa digunakan untuk mengawetkan jenazah dengan menggunkaan balsem (campuran kapur barus dengan rempah-rempah).
Di Timur Tengah, benda ini dimanfaatkan untuk obat-obatan dan parfum, begitu juga di Cina yang berguna sebagai obat kuat dan radang mata.
Terjalinnya Akulturasi
Dengan adanya momentum perdagangan ini, menjadikan setiap daerah terpapar oleh budaya-budaya asing yang akhirnya menjadi percampuran dengan budaya lokal.
Kemudian menambahnya wawasan dan informasi juga berkat adanya aktivitas perdagangan ini.
Lalu kamper juga memadukan jalur-jalur rempah lainnya serta menghasilkan berbagai situs-situs sejarah. Contohnya saja seperti Barus yang memiliki situs dan sejarah berada di pelabuhannya karena menjadi satu-satunya akses perdagangan.
Selain menjadi komoditas unggulan dan begitu berharga di masanya, kapur barus atau kamper ini berperan cukup besar bagi sejarah di Nusantara.
Komoditas ini layak menjadi warisan cagar budaya Indonesia dan memiliki nilai-nilai sejarah yang tidak akan ada habisnya.