Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
- Petani Indonesia Tetap Miskin Meski Harga Pangan di Pasar Terus Naik, Pendapatan Setahun Cuma Rp5,4 Juta
- Harga Beras di Tingkat Eceran Sumbang Inflasi 11,8 Persen di Juni 2024
- Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
- Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Mei 2024 sebesar 116,71 atau turun 0,06 persen dibandingkan April 2024.
Penurunan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,16 persen.
"Ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,10 persen," kata Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/6).
Amalia menuturkan komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga terima petani (it) nasional adalah kelapa sawit, gabah, jagung dan cabai rawit.
Sementara itu, peningkatan NTP tertinggi pada subsektor hortikultura naik sebesar 1,26 perswn kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,13 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani Mengalami penurunan sebesar 0,14 persen.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It adalah subsektor hortikultura antara lain kol ataupun kubis, bawang merah, petai dan bawang daun," jelas Amalia.
Sedangkan penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun sebesar 0,86 persen, penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,99 persen atau lebih dalam dibandingkan penurunan indeks harga bayar petani (ib) sebesar 0,13 persen.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan it adalah gabah, jagung dan ketela pohon," tuturnya.
Di sisi lain, nilai tukar usaha petani (NTUP) pada bulan Mei 2024 tercatat sebesar 119,92 atau turun 0,27 persen dibandingkan April 2024.
Amalia menyebut penurunan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,16 persen, sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM adalah bakalan sapi, bibit bawang merah, bibit sapi dan upah pemanenan," tutup dia.