Per kuartal III 2017, Link Net catat pertumbuhan laba 22 persen menjadi Rp 740 M
Direktur Utama dan CEO Link Net, Irwan Djaja, mengatakan pencapaian laba ini ditopang oleh kinerja pendapatan perseroan sebesar Rp 2,5 triliun atau tumbuh 16,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara, rata-rata pendapatan per pelanggan perseroan meningkat menjadi Rp 420.000.
PT Link Net Tbk (kode saham: LINK) mencatat pertumbuhan laba bersih kuartal III sebesar 22 persen menjadi Rp 740 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Sementara, laba usaha tumbuh sebesar 22 persen menjadi Rp 1 triliun year on year (YoY).
Direktur Utama dan CEO Link Net, Irwan Djaja, mengatakan pencapaian laba ini ditopang oleh kinerja pendapatan perseroan sebesar Rp 2,5 triliun atau tumbuh 16,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU/Average Revenue per User) perseroan meningkat menjadi Rp 420.000 dan jumlah pelanggan meningkat sebesar 13.640 pelanggan pada kuartal III 2017.
"Perseroan terus memperluas cakupan jaringannya dan berhasil menambah 118.000 rumah terkoneksi baru sampai dengan akhir September 2017. Penetrasi jumlah pelanggan terhadap cakupan jaringan juga meningkat menjadi 28,8 persen," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/10).
Pada periode ini pula, lanjutnya, marjin laba usaha perseroan meningkat menjadi 40,1 persen dari 38,2 persen pada periode yang sama tahun lalu. Marjin laba bersih juga turut meningkat dari 28,2 persen menjadi 29,5 persen.
"Pencapaian kinerja Perseroan ini adalah bukti atas meningkatnya permintaan layanan internet kecepatan tinggi dan TV berbayar dengan kualitas terbaik di Indonesia," tutupnya.
PT Link Net Tbk, didirikan pada tahun 1996, merupakan penyedia layanan via kabel yang terbesar di Indonesia, yang menyediakan layanan televisi berbayar dengan kualitas tinggi, koneksi broadband berkecepatan tinggi dan komunikasi data. Link Net beroperasi di Jabodetabek, Surabaya dan sekitarnya (termasuk Malang), Bandung, Bali, Medan serta Batam.
Link Net memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel Hybrid Fiber Coaxial (HFC) dan Fiber-to-the Home (FTTH) yang menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi untuk pelanggan-pelanggan ritel dan korporasi. Link Net juga mengoperasikan layanan televisi berbayar dengan berkolaborasi dengan PT First Media Television (FMTV).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Apa pengertian website? Pengertian website adalah lokasi pusat halaman web yang saling terhubung dan diakses dengan mengunjungi halaman rumah dari website menggunakan browser.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa daftar pustaka online penting? Media online acap dijadikan referensi karena memang ada banyak informasi dan data valid yang disampaikan ahli dan dibagikan kepada masyarakat secara online. Perkembangan internet mendorong referensi kredibel dari internet semakin banyak.
Baca juga:
WIKA Realty bakal melantai di bursa saham pada awal 2018
Cerita bos PGN di Unair, dari sejarah berdiri hingga melantai di bursa saham RI
SRIL raup laba kuartal III Rp 643,7 miliar dan penjualan Rp 7,8 triliun
IHSG cetak rekor baru di atas level 6.000, ini kata Menteri Darmin
Kata Jokowi soal IHSG cetak rekor baru di level 6.000
Sri Mulyani soal IHSG cetak rekor ke level 6.000: Mencerminkan fundamental ekonomi RI
Jaga lingkungan, Bekasi Fajar Industrial Estate tanam belasan ribu pohon mangrove