Perjalanan Sampoerna, Dirikan Kerajaan Rokok Hingga Bertahan Ratusan Tahun
Cikal bakal Sampoerna yaitu saat Liem Seeng Tee bersama adik perempuan, dan sang ayah harus bermigrasi dari China karena kemiskinan dan kondisi yang tidak baik. Mereka pergi meninggalkan China dengan kapal laut, menuju Penang, Malaysia.
Perokok Indonesia tentu populer dengan merek Dji Sam Soe. Rokok ini diproduksi oleh PT Sampoerna HM Tbk, perusahaan yang beroperasi lebih dari 100 tahun.
Cikal bakal Sampoerna yaitu saat Liem Seeng Tee bersama adik perempuan, dan sang ayah harus bermigrasi dari China karena kemiskinan dan kondisi yang tidak baik. Mereka pergi meninggalkan China dengan kapal laut, menuju Penang, Malaysia.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Mengapa harga emas Antam naik? Harga emas dunia melonjak setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September.
-
Kapan harga gula di Boyolali naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi.
-
Apa yang dijual di Mal Rongsok Depok? Saat ini, di mal rongsok tersedia berbagai barang mulai dari elektronik, perabot rumah tangga, alat musik, mainan, alat perkakas dan perlengkapan kendaraan.
Di sana, kondisi masih tidak cukup aman bagi imigran. Sang ayah memutuskan untuk berlayar kembali ke arah selatan, yaitu Jawa Timur. Namun, uang yang tersisa tidak cukup untuk membeli tiket kapal. Dengan terpaksa, adik Liem Seeng Tee diadopsi oleh keluarga Hokkien di Penang dan mendapatkan uang.
Liem Seeng Tee dan ayahnya melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur dan tiba di Surabaya. Enam bulan tiba di Surabaya, sang ayah meninggal dunia. Liem pun diadopsi oleh keluarga Hokkien sederhana yang ada di Surabaya. Nama Liem kemudian diganti menjadi Sampoerna seiring peraturan dari pemerintah saat itu.
Di usia 11 tahun, Liem yang sudah memiliki nama Sampoerna meninggalkan rumah keluarga angkatnya untuk bekerja di sebuah restoran kecil. Selama bekerja di sana, Sampoerna tidak mendapatkan gaji, akan tetapi dia mendapatkan kompensasi berupa makan dan tempat tinggal gratis.
Satu waktu, Sampoerna meminta izin untuk berhenti bekerja karena ingin memiliki uang. Sang pemilik mengizinkan dan memberi ongkos untuk Sampoerna mencari pekerjaan baru. Dari uang itu kemudian dimanfaatkan Sampoerna membeli sepeda.
Dengan bersepeda, Sampoerna berkeliling menjual arang. Aktivitas itu dia lakukan selama 18 bulan tanpa libur satu hari pun. Uang yang berhasil dikumpulkan kemudian dia jadikan modal untuk berdagang makanan di kereta rute Surabaya-Jakarta.
Menikah dan Menetap di Surabaya
Di usia 19 tahun, Sampoerna menikah dan menetap di Surabaya. Uang dari hasil dagang Sampoerna berdagang makanan di kereta Surabaya - Jakarta, dikembangkan membangun warung kelontong yang dioperasikan oleh sang istri. Sementara Sampoerna tetap berdagang di kereta.
Satu waktu, Sampoerna mendapat tawaran bekerja di Lamongan, untuk meracik dan menggulung rokok. Tawaran itu kemudian diterima. Sejak saat itu, Sampoerna rela bolak-balik Surabaya - Lamongan. Upah bekerja sebagai buruh rokok cukup besar saat itu.
Pada tahun 1913, Sampoerna menjual rokok hasil racikannya di warung kelontong yang dia bangun. Warung itu kemudian diberi nama Handelman Maatschaapij Liem Seeng Tee. Kepandaian Sampoerna meracik rokok membuat penjualan rokok racikannya meningkat. Dia kemudian memberi nama rokok hasil racikanmya bernama Dji Sam Soe.
Pada tahun 1920, pelabuhan Surabaya mengalami aktivitas cukup tinggi. Hal ini juga berdampak meningkatnya distribusi rokok Sampoerna ke luar Jawa. Sepanjang berbisnis, rokok ini kemudian membuatnya berhasil membeli bangunan bekas Belanda.
Pada sisi kiri bangunan dipakai untuk produksi rokok. Sisi tengah merupakan auditorium, dan sisi kanan bangunan dimanfaatkan tempat tinggal Sampoerna. Bangunan ini dikenal dengan Taman Sampoerna.
Pada tahun 1942, kediaman Sampoerna hancur lebur dijajah pemerintah Jepang. Hartanya habis dirampas. Mereka sekeluarga ditahan di kamp pengasingan. Hingga akhirnya di tahun 1945, Sampoerna dan keluarga berkumpul kembali dan merenovasi kediaman mereka yang sudah hancur lebur.
Bisnis Dikelola Sanga Anak
Bisnis rokok Sampoerna kemudian dikelola oleh anak keduanya. Sejatinya dalam tradisi, bisnis tersebut dikelola oleh anak pertama. Namun anak pertama Sampoerna telah memiliki bisnis dan lebih mapan. Maka bisnis tersebut dikelola anak keduanya bernama Liem Swie Ling atau Aga Sampoerna.
Di tangan Aga, merek Dji Sam Soe terus ditingkatkan. Kemudian di tahun 1977, generasi ketiga Sampoerna, Putera Sampoerna, yang tidak lain adalah putra dari Aga, masuk ke dalam bisnis dan melakukam modernisasi distribusi dan kinerja perusahaan.
Putera melakukan beragam cara bagaimana distribusi rokok cepat dan tepat waktu, namun tidak mengurangi kualitas rokok. Distribusi rokok semakin meningkat, Putera membutuhkan biaya lebih agar kualitas sang ayah dapat terjaga.
Pada tahun 1990, Sampoerna mengumpulkan dana publik dengan melantai ke Bursa Efek Indonesia. Uang yang berhasil dikumpulkan diputar dan dikelola untuk pengembangan modernisasi perusahaan.
Tahun 2001, generasi keempat Sampoerna Michael Joseph Sampoerna masuk menjadi Direktur Utama. Dan Putera menjabat sebagai Presiden Komisaris.
Tahun 2005, Putera menjual kepemilikan saham Sampoerna ke Phillip Morris. Menurutnya, ini menjadi langkah terbaik bagi karyawan dan pemegang saham. Phillip Morris, dikenal sebagai produsen dan penjual produk-produk tembakau yang sukses.
Lepas Saham
Sampoerna melepas saham dengan harga 20 persen lebih tinggi dibandingkan harga penutupan pada pekan sebelumnya, yakni dari Rp8.850 menjadi Rp10.600 per lembar.
Philip Morris adalah produsen rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges. Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna adalah kesempatan besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan memulai mempelajari industri rokok kretek.
Setelah akusisi 40 persen saham selesai, Philip Morris akan melakukan tender untuk pembelian sisa saham lain di HM Sampoerna. Keputusan ini dinilai berbagai kalangan sebagai pilihan cerdas. Sampoerna adalah produsen rokok terbesar kedua di Indonesia dengan produk antara lain Dji Sam Soe, A Mild, dan Sampoerna Hijau.