Pernah Jadi Orang Paling Susah di Kampungnya, Begini Kisah Sukses Owner Mal Rongsok di Depok
Nurcholis Agi tak pernah menyangka garis hidupnya berubah. Sebelumnya dia merupakan orang paling susah di kampungnya.
Nurcholis Agi tak pernah menyangka garis hidupnya berubah. Sebelumnya dia pernah menjadi orang paling susah di kampungnya.
Pernah Jadi Orang Paling Susah di Kampung, Pemilik Mal Rongsok di Depok Ini Kini Sukses
Nurcholis merupakan owner mal rongsok yang terletak di Jalan Bungur Raya, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Berkat keuletannya, dia mampu meraih sukses walau hanya menjual ulang barang bekas layak pakai untuk masyarakat. Diceritakan jika perjalan hidupnya banyak menemui tantangan. Walau begitu, Nurcholis tak pantang menyerah. Dia menjajal segala jenis usaha, sebelum memantapkan pilihan untuk fokus di jual beli barang bekas. Saat ini, usahanya berkembang pesat. Bahkan tempat mal rongsoknya sudah dikenal oleh banyak orang dan menjadi tujuan utama mencari perabot dengan harga miring. Sosoknya mampu menginspirasi banyak orang.
-
Bagaimana Dedap sukses di perantauan? Setelah lama bekerja, Dedap hidup sukses dan berhasil menjadi saudagar muda yang kaya raya. Ia kemudian menikah dengan Putri Linggi seorang anak dari saudagar yang sekelas.
-
Apa produk yang dijual oleh pengusaha di Depok? Reva mulai merintis usaha kue cubit ini sejak keluar dari pekerjaannya di perusahaan asuransi pada 2016 lalu.
-
Siapa tokoh terkenal dari Desa Pocong? Dua tokoh terkenal dari Desa Pocong ialah Nyai Pocong dan anaknya, Ke' Lessap.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Siapa yang cerita tentang Dusun Malangbong? 'Nih rumah-rumahnya itu masih dibuat menggunakan kayu jati,ya, karena di sini itu dekat dengan alas (hutan) pohon jati. Ini sangat mirip di tahun 1980-an sekali ya,' kata kreator video YouTube pedesaan, Iwan Arjas, seperti dikutip Merdeka, Minggu (4/1).
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
Pernah Jadi Orang Paling Susah
Nurcholis mengaku jika pengalaman hidup membentuknya menjadi sukses seperti sekarang. Jika kembali di puluhan tahun silam, hidupnya berada di posisi sulit, bahkan dia pernah menjadi orang paling susah di wilayah Kukusan.
Tahun 1975, dia nekat merantau ke Depok. Setelahnya, kehidupan Nurcholis berada di titik terendah.
“Karena waktu kecilnya itu saya hidupnya paling susah. Kalau kata orang sini, saya orang paling susah banget di Kukusan ini, Jadi berangkat dari Banyuwangi dan tinggal di Depok, jadilah orang termiskin di Kukusan,” katanya dikutip dari YouTube Jaga Lilin.
Pernah Cuma Makan Nasi Dicampur Singkong
Saat itu, Nurcholis kesulitan mencari makan. Ketika ada makanan, hanya punya nasi yang tak seberapa. Dia memutar otak untuk mencari lauk, akhirnya singkong parut dipilih untuk sekadar menahan lapar di hari itu.
Untuk menambah rasa terkadang dia juga menaburkan beberapa jumput garam. Bisa makan di hari itu membuatnya bersyukur.
“Sekarang kita makan, nasinya nggak ada, kita pakai singkong. Singkong dicampur nasi kita parut, makan seadanya aja. Pakai garam kadang-kadang begitu,” katanya.
28 Kali Buka Usaha
Setelah mendapat label orang paling miskin, dia mencari cara untuk bisa bangkit. Disebutkan bahwa Nurcholis mencoba berbagai usaha sampai 28 kali, untuk mencari yang tepat bagi dirinya.
Beberapa usaha yang pernah dijalankan seperti bengkel motor, bengkel mobil, warung nasi, servis elektronik sampai saat ini usaha pengumpul dan penjual barang-barang bekas atau rongsok.
“Jadi sebelum buka mal rongsok saya sudah 28 bidang usaha yang ditekunin, dari mulai bengkel motor, bengkel sepeda, warung nasi, pangkas rambut, salon dan lain sebagainya,” kata Nurcholis.
Rintis Mal Rongsok dari Pinjam ke Bank Keliling
Titik kesuksesannya tampak saat dia berjualan barang-barang bekas. Berawal dari dirinya yang ingin memiliki usaha dengan barang yang awet.
Saat itu dia mulai menjual barang-barang elektronik yang tak terpakai. Uangnya dia pakai untuk makan di mal. Di sanalah dia terpikir untuk membuat usaha mal rongsok.
Sejak itu, dia mengumpulkan modal, termasuk meminjam ke bank emok atau bank keliling. Sampai-sampai dia berutang ke 17 bank keliling.
“Walau pinjam ke bank keliling dan bunganya besar, pasti saya bayar,” katanya.
Menantang Diri
Membuka banyak usaha merupakan upaya untuk menantang diri agar maju. Dia mengklaim bahwa 27 usaha sebelumnya juga berhasil dan setelah sukses dia berpindah ke usaha lain. Ini cara Nurcholis untuk berproses. Dia termotivasi pernyataan teman yang menyebut jika ingin jadi orang sukses, harus menguasai banyak hal.
Ingin Kembangkan Mal Rongsok
Nurcholis mengatakan ke depannya ingin mengembangkan mal rongsok dengan konsep yang berbeda. Dia tak mau berdiam di zona nyaman. Seperti dibocorkan Nurcholis, dia saat ini tengah mencari investor untuk menciptakan mal rongsok serupa mal sungguhan, dengan bangunan dan gedung yang bagus. “Saya lagi nyari sebenarnya investor. Jadi siapapun ayo jalan bareng, buat bikin mal rongsok ini seperti mal beneran, puna gedung yang bagus," kata dia. Saat ini, di mal rongsok tersedia berbagai barang mulai dari elektronik, perabot rumah tangga, alat musik, mainan, alat perkakas dan perlengkapan kendaraan.
Duduk Manis Menanti Hasil
Mal rongsok ini dijalankan Nurcholis dengan nyaman, dan tak perlu tenaga. “Yang paling enak cuma jualan rongsok. Duduk manis, orang datang jual barang ke kita, terus ada orang lain yang beli lagi, karena semua kita gak perlu kerja keras,” tuturnya.
Dia mengajak siapapun untuk berani mengambil risiko dalam menjalankan usaha, tak perlu takut dengan pendapat orang, dan hanya fokus ke depan. “Saya selalu punya prinsip dari bapak saya, perbanyaklah dagangannya, rezekinya pasti banyak,” katanya.