Terlalu Miskin dan Sering Dihina, Pria Ini Berambisi Ingin Kaya Hingga Sempat Terjerat Utang Rp1 Miliar
Nanang tersadar, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.
Begitu semrawutnya hidup Nanang, bisa lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) saja suatu hal ajaib.
Terlalu Miskin dan Sering Dihina, Pria Ini Berambisi Ingin Kaya Hingga Sempat Terjerat Utang Rp1 Miliar
Terlalu Miskin dan Sering Dihina, Pria Ini Berambisi Ingin Kaya Hingga Sempat Terjerat Utang Rp1 Miliar
Terlilit utang Rp1 miliar, Nanang Suhendra hampir menyerah untuk meneruskan hidup. Rasa sakit hati karena perlakuan yang dia terima menjadi seseorang yang hidup miskin, menimbulkan rasa balas dendam untuk menjadi orang kaya.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, pria asal Sukoharjo itu bercerita bahwa dia terlahir dari keluarga yang jauh dari standar ideal atau harmonis. Masa kecilnya dihabiskan bersama kakek-nenek. Orang tua Nanang mengabaikan peran mereka sebagai pondasi bagi Nanang.
Begitu semrawutnya hidup Nanang, bisa lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) saja suatu hal ajaib. Sejak duduk di bangku Sekolah SD hingga SMP, biaya pendidikan Nanang ditanggung oleh kakek-neneknya.
Saat hendak masuk SMA, Nanang memutuskan bekerja terlebih dahulu untuk bisa mengumpulkan uang dan kembali melanjutkan pendidikan hingga selesai SMA.
"Saya mungkin dendam pada waktu itu karena orang miskin kok kayaknya direndahkan sekali, hina sekali. Akhirnya saya bekerja dulu setelah lulus SMP, kalau orang Jawa bilang, saya lulus SMA sudah beruntung," kata Nanang dikutip pada Minggu (29/10).
Usai menamatkan SMA di usia 22 tahun, modal yang dimiliki Nanang ketika bekerja dia gunakan untuk membuka rental Playstation. Itu merupakan usaha pertama Nanang.
Namun, usaha rental Playstation hanya berjalan dua tahun saja. Selagi belum menemukan usaha yang cocok, Nanang menjadi anak jalanan, kerjanya hanya mengamen.
Setelah dirasa cukup luntang-lantung di jalan. Dia memulai kembali merintis usaha binatu yang dia beri nama Junior Laundry. Makna dari nama usaha tersebut adalah, Nanang sebagai anak muda dapat kesempatan berkembang melalui usaha binatu ini.
Sayangnya, rasa balas dendam Nanang ingin menjadi orang kaya membuatnya kalap. Bisnis binatu hampir bangkrut karena ketidakpahaman Nanang menghitung dana operasional."Jadi saya tidak ada profit sama sekali, modal pinjam ke bank, bayar kontrakan untuk laundry pinjam ke bank, sementara harga layanan yang saya berikan di bawah HPP per Kg," kata dia.
"(Utang) tembus Rp1 miliar dengan angsuran sekian per bulan, saya depresi bahkan saya hampir menggantungkan diri di kamar mandi," sambungnya.
Namun, dia segera tersadar jika mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.
Perlahan, dia meminta bantuan beberapa rekan yang cukup religius untuk membantu menata hidup kembali. Setidaknya, Nanang menyadari bahwa ambisinya menjadi orang kaya justru mendatangkan kemudharatan lebih banyak dibandingkan manfaatnya.
merdeka.com
Pelan namun pasti, usaha binatu Nanang kembali berjalan dengan lancar. Tidak ada lagi utang yang dia ajukan kepada perbankan. Sisi lainnya, akibat kejadian ini Nanang terbiasa menabung. Jika membutuhkan modal tambahan atau ada kerusakan, dana tabungan itu yang akan dia pakai.
Nanang juga menaruh perhatian lebih kepada keluarga. Sebab, sebelumnya Nanang terlalu ambisi menjadi orang kaya hingga dia mengabaikan keluarga.
"Dari sini saya tata kembali tujuan hidup saya, dan Alhamdulillah mulai berjalan lagi," ucapnya.