Pertamina Kembangkan Blok Migas di Mogoi-Papua dengan Investasi Tembus USD2 Miliar
Salah satu usaha penguatan ketahanan energi dengan meningkatkan eksplorasi dan eksplotasi agar lifting Migas nasional naik.
Salah satu usaha penguatan ketahanan energi dengan meningkatkan eksplorasi dan eksplotasi agar lifting Migas nasional naik.
Pertamina Kembangkan Blok Migas di Mogoi-Papua dengan Investasi Tembus USD2 Miliar
Pengembangan Blok Migas di Mogoi-Papua Butuh Investasi USD2 Miliar
Ketahanan energi berkelanjutan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang perlu mendapat perhatian khusus.
Industri hulu Migas menjadi perlu disiapkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Salah satu usaha penguatan ketahanan energi dengan meningkatkan eksplorasi dan eksplotasi agar lifting Migas nasional naik.
- Serap 8.000 Tenaga Kerja, Hitachi Energy Aktifkan 150 Gigawatt Sambungan Tegangan Tinggi di Seluruh Dunia
- Industri Hulu Migas Hadapi Trilema Energi, PHE Cari Ladang Migas Baru
- Ramai Kampanye Transisi Energi, Sektor Hulu Migas Susah Cari Investasi Baru
- Tambah Cadangan Energi, PGN Saka Fokus Cari Sumber Migas Baru
Pertamina EP sejak awal konsisten melakukan optimalisasi melebarkan wilayah kerja Mogoi di Papua.
Wilayah Kerja Mogoi belum dikembangkan secara optimal selama 50 tahun karena tidak ada industri yang dapat menyerap produk gas saat itu.
PT. Pertamina EP menjalin kemitraan dengan PT Petro Papua Mogoi Wasian berdasarkan perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) pada tahun 2014.
Kerja sama untuk jangka waktu 20 tahun ini bertujuan mengembangkan wilayah kerja Mogoi dan Wasian.
"Fokus wilayah kerja Mogoi dan Wasian ini diharapkan menjadi penopang pertumbuhan industri di Papua dan sekitarnya," dikutip dari keterangan resmi yang diterima merdeka.com, Jakarta, Senin (25/9).
Adanya rencana investasi baru ini diharapkan menjadi stimulus bagi wilayah kerja Mogoi dan nantinya memberi sumbangan kenaikan lifting minyak nasional.
Rencana kemitraan baru ini diharapkan akan memproduksi minyak mentah 2-3 juta barel/tahun selama 15 hingga 20 tahun. Menghasilkan kondensat sebesar 2 juta barel per tahun selama 25 tahun dan menghasilkan gas sebanyak 80.000 MMSCFD per tahun.
Tak hanya itu, kerja sama ini juga akan menghasilkan LNG sebanyak 1,5 juta ton.
Sekaligus akan mendukung pembangkit tenaga listrik tenaga gas smelter Nikel dan PLN.
"Ketika semua investasi tersebut telah terlaksana, total investasi diperkirakan dapat mencapai USD2 miliar," dikutip dari sumber yang sama.
Pencanangan kerjasama kemitraan antara perusahaan yang bergerak di bidang upstream dan downstream dapat merupakan proyek terintegrasi yang efektif di wilayah kerja Mogoi.
Di downstream akan dikerjakan oleh JSK Gas yang akan menawarkan produk FLNG yang dapat menjadi solusi penting dalam pengembangan cadangan gas menengah kecil yang lama tidak dioptimalkan.
Rencana pembentukan kemitraan baru ini sekaligus mendukung pertumbuhan Indonesia maju melalui ketahanan energi dengan menguatkan hulu migas.
Khususnya pengembangan industri hulu di Indonesia Timur.