Pertumbuhan Ekonomi Dunia Turun, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?
Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2019 menjadi 3,3 persen dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang baru dirilis pada Selasa (9/4), turun 0,2 poin persentase dari estimasi pada Januari lalu di 3,5 persen.
Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2019 menjadi 3,3 persen dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang baru dirilis pada Selasa (9/4), turun 0,2 poin persentase dari estimasi pada Januari lalu di 3,5 persen.
Sebelumnya, IMF menyatakan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen pada 2019. Prediksi ini turun dari perkiraan awal pada Juli 2018 di kisaran 3,9 persen dan 3,7 persen pada Oktober 2018 lalu.
-
Bagaimana IMF membantu negara yang mengalami kesulitan ekonomi? IMF memberikan pinjaman kepada negara-negara anggotanya yang mengalami kesulitan keuangan. Tetapi sejalan dengan itu, IMF juga memberikan persyaratan dan rekomendasi kebijakan ekonomi yang harus diimplementasikan oleh negara peminjam.
-
Kenapa IMF didirikan? Tujuan utama pendirian IMF adalah untuk mempromosikan stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi internasional dengan memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara yang menghadapi kesulitan pembayaran internasional.
-
Apa tujuan utama dari IMF? Tujuan utama pendirian IMF adalah untuk mempromosikan stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi internasional dengan memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara yang menghadapi kesulitan pembayaran internasional.
-
Kapan IMF didirikan? IMF adalah organisasi yang berperan penting dalam kancah perekonomian negara-negara Dunia Ketiga. Dalam suasana pasca-Perang Dunia II yang penuh ketidakstabilan ekonomi dan politik, pada 22 Juli 1944, Konferensi Moneter dan Keuangan Internasional di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, menghasilkan pembentukan Dana Moneter Internasional (IMF).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
IMF mengatakan ekonomi dunia menghadapi risiko-risiko penurunan yang disebabkan oleh ketidakpastian potensial dalam ketegangan perdagangan global yang sedang berlangsung, serta faktor-faktor spesifik negara dan sektor lainnya.
Proyeksi 3,3 persen untuk 2019 adalah 0,3 poin persentase di bawah angka 2018, dan diharapkan tumbuh kembali menjadi 3,6 persen pada 2020. Proyeksi laju pertumbuhan negara-negara maju adalah 1,8 persen untuk 2019 dan 1,7 persen untuk 2020, keduanya di bawah tingkat dua persen-plus yang tercatat dalam dua tahun sebelumnya, menurut laporan WEO.
Untuk negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan turun menjadi 4,4 persen untuk 2019, atau 0,1 poin persentase lebih rendah dari pada 2018, dan bahwa ekspansi akan pulih ke tingkat 4,8 persen pada 2020, menyamakan hasil 2017.
Turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi ini tentunya berpengaruh terhadap ekonomi di Indonesia. Berikut dampak penurunan proyeksi ekonomi dunia ke Indonesia.
Industri RI Tumbuh Stagnan
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko menilai, tantangan ekonomi global ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilalui. Sebab, bersamaan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi, iklim investasi dan bisnis juga akan turut lesu dari sebelumnya. Hal ini pun sudah diprediksi oleh berbagai pihak.
"Tantangannya tidak sederhana. Ditambah iklim bisnis dan industri. Survey Jetro, salah satu perusahaan Jepang prospek bisnis di kawasan Asia menurun dan Indonesia turun signifikan daripada negara lain," jelasnya.
Dia menyimpulkan, ke depan bisnis dan industri tidak akan tumbuh tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah pun diminta agar menyiapkan strategi untuk membuat bisnis di Indonesia terus bergairah.
"Secara umum bisnis tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Padahal kita mau ekonomi tumbuh maksimal dari yang sekarang dan dunia usaha berkembang pesat. Karena tidak mungkin pertumbuhan ekonomi tinggi kalau bisnis tidak maju," ungkapnya.
Ekspor RI Menurun
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan proyeksi ekonomi dunia akan berdampak pada penurunan proyeksi ekspor Indonesia, dan hasilnya neraca perdagangan masih mencatatkan defisit.
Para pelaku usaha dikhawatirkan akan melakukan efisiensi dibeberapa bidang, baik biaya produksi hingga jumlah tenaga kerja.
"Sektor yang paling terpukul adalah harga komoditas seperti sawit dan karet makin rendah. Pertambangan prospeknya juga negatif khususnya batubara. Dari dalam negeri, dipastikan efek slowdown mulai terasa ke sektor manufaktur," jelas Bhima.
Rupiah Merosot
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan proyeksi IMF sebesar 3,3 persen tersebut berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Tak terkecuali kepada nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD.
"Dampaknya sangat besar ke perekonomian Indonesia. Nilai tukar Rupiah mulai mengalami koreksi hingga siang ini sebesar 0,21 persen ke level Rp 14.163 per USD," katanya.
mengatakan, dengan adanya penurunan ini maka gejala perlambatan ekonomi akan berlanjut sepanjang tahun. Dia pun memperkirakan ekonomi Indonesia diproyeksi hanya tumbuh 5 persen tahun 2019 dan bisa terkoreksi ke 4,9 persen.
Dolar AS Melemah
Meski bukan berasal dari Indonesia, namun pelemahan dolar AS juga berpengaruh terhadap Indonesia. Nilai tukar dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,05 persen menjadi 97,0049 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, kurs euro naik menjadi 1,1266 dolar AS dari 1,1261 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3042 dolar AS dari 1,3066 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7125 dolar AS dari 0,7126 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,11 yen Jepang, lebih rendah dari 111,51 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Kurs dolar AS naik menjadi 0,9995 franc Swiss dari 0,9990 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3322 dolar Kanada dari 1,3311 dolar Kanada. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga:
Proyeksi Ekonomi Dunia Turun, Industri RI Bakal Kena Imbas
Dolar AS Melemah Usai AS Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2019 Menjadi 3,3 Persen
Ritel Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Diprediksi Hanya 5,1 Persen
Bos Bekraf Target Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.200 Triliun ke Negara
Prabowo Hina Capaian Pertumbuhan Ekonomi, Luhut Sebut 'Kok Kasar Begitu'