PGN Kantongi Pendapatan USD 1,8 Miliar di Semester I-2024, Laba Bersih Tembus USD 187 Juta
Pendapatan perusahaan tercatat USD 1,839 miliar atau meningkat 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tercatat bisa menjaga kinerja perusahaan sepanjang semester I-2024 melalui inisiatif pertumbuhan dan integrasi infrastruktur gas bumi nasional.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, pada semester I-2024, pendapatan perusahaan tercatat USD 1,839 miliar atau meningkat 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
- Kantongi Pendapatan USD 2,8 Miliar, PGN Raup Laba Bersih USD 263 Juta Hingga September 2024
- Naik 60 Persen, Perusahaan Migas Rukun Raharja Raup Laba USD 16 Juta di Kuartal II-2024
- Semen Indonesia Cetak Laba Rp503 Miliar di Semester I-2024 di Tengah Ketatnya Persaingan Industri
- Kondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan
Sementara, beban pokok pendapatan meningkat hanya 1 persen menjadi USD 1,432 miliar pada semester I-2024 dibandingkan USD 1,415 miliar pada semester I-2023. Sehingga, laba kotor tercatat naik 11 persen menjadi USD 407 juta dibandingkan USD 368 juta dibanding periode sama tahun lalu.
"Secara keseluruhan, perseroan telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas yang meningkat. Kami percaya dengan terus menjalankan strategi bisnis yang telah ditetapkan, melakukan pengelolaan operasional secara optimal dan efisien, serta penerapan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang prudent, perseroan akan mampu menghadapi tantangan dan peluang," ujar Arief.
Demikian juga, laba operasi naik 3 persen menjadi USD 293 juta dibandingkan USD 284 juta dolar secarat tahunan atau yoy.
Di bottom line, laba bersih PGN tumbuh 28 persen menjadi USD 187 juta pada semester I-2024 dibandingkan USD 145 juta pada semester I-2023. Pencapaian EBITDA juga cukup stabil yaitu USD 578 juta yang dikontribusikan dari penurunan laba selisih kurs dan beban penyusutan.
Pencapaian EBITDA dikontribusikan 75 persen dari segmen niaga gas, transmisi gas, dan lainnya, serta 25 persen dikontribusikan dari segmen hulu.
Sedangkan, lini bisnis niaga gas dan transmisi memberikan kontribusi 73 persen terhadap pendapatan perusahaan. Sebesar 11 persen dikontribusikan dari lini bisnis hulu (upstream) dan 16 persen sisanya adalah kontribusi lini bisnis lainnya.
Belanja Modal
Arief melanjutkan, selama semester I-2024 pencapaian belanja modal tercatat USD 70 juta yang 44 persen penyerapan oleh segmen downstream dan lainnya, sedangkan 56 persen oleh segmen hulu.
Sepanjang semester I-2024, volume gas mayoritas berasal dari pipa atau sebesar 99,6 persen dan masih menjadi penopang utama kinerja perusahaan. Sedangkan, untuk komersialisasi LNG regasifikasi tercatat 0,4 persen.
Sementara, berdasarkan sumber gas, sebesar 38 persen berasal dari Pertamina Grup dan sisanya dari pemasok gas lainnya termasuk Corridor Block.
Arief juga mengatakan infrastruktur pipa dan beyond pipeline akan menjadi skema andalan dalam optimalisasi pemanfaatan gas bumi, lantaran dari sisi operasional, secara umum pencapaian segmen niaga gas bumi juga dipengaruhi ketidakseimbangan supply dan demand.
Terdapat penurunan volume pasokan gas pipa akibat penurunan alami kondisi sumur dari pemasok di Sumatra dan Jawa serta adanya libur Lebaran pada kuartal II 2024, sehingga tantangan pasokan tersebut perlu diantisipasi dengan mulai menambah LNG.
"Perusahaan terus menjalankan strategi yang terukur dan sejalan dengan rencana pemerintah untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi. Untuk itu, perusahaan melakukan sejumlah inisiatif di antaranya dengan membangun dan menambah infrastruktur gas bumi yang terintegrasi untuk mendorong perluasan segmen pengguna," ujar Arief.
Insiatif Dorong Keandalan Bisnis
Menurut dia, sejumlah inisiatif tersebut akan mendorong keandalan bisnis utama perusahaan secara berkelanjutan dan jangka panjang.
Pada saat yang sama, PGN tetap mengedepankan inovasi dan solusi untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan para pelanggan termasuk salah satunya menghadirkan LNG di tengah menurunnya pasokan alami gas bumi di sejumlah sumur eksisting.
Sampai semester I-2024, jaringan pipa PGN tercatat sepanjang 13.319 km atau bertambah 626 km dengan total 821.245 pelanggan, yang terdiri atas 3.165 pelanggan industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil, dan 816.063 rumah tangga.
Arief menambahkan perseroan juga akan membangun pipa BBM melalui sinergi anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dengan pembangunan pipa BBM ruas Cikampek-Plumpang berskema build maintenance-transfer (BMT) dan berjangka waktu 10 tahun masa pengoperasian.
"Pembangunan pipa tersebut merupakan salah satu pengembangan portofolio bisnis Subholding Gas dalam lingkup bisnis infrastruktur khususnya transportasi energi melalui pipa. Saat ini, kami dalam proses penyusunan Perjanjian Penyediaan Jasa Pipanisasi BBM Cikampek-Plumpang antara Pertagas dan PPN. Infrastruktur ini akan memiliki kapasitas volume sebesar 4,6 miliar liter per tahun dengan panjang 96 km," sebutnya.