Pendapatan Konsolidasi PGN Capai USD 2,6 Miliar, Terbesar dari Niaga dan Transmisi Gas Bumi
PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang andal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.
Upaya diversifikasi usaha juga didorong melalui peran anak perusahaan.
Pendapatan Konsolidasi PGN Capai USD 2,6 Miliar, Terbesar dari Niaga dan Transmisi Gas Bumi
Pendapatan Konsolidasi PGN Capai USD 2,6 Miliar, Terbesar dari Niaga dan Transmisi Gas Bumi
Direktur Utama PT PGN Tbk, Arief Setiawan Handoko mengatakan bahwa perusahaan secara konsisten menambah portofolio pelanggan baru untuk mencapai target volume pengelolaan gas bumi menjelang akhir 2023.
Menurut dia, upaya diversifikasi usaha juga didorong melalui peran anak perusahaan, sehingga target pertumbuhan pendapatan konsolidasi dapat diperoleh melalui bisnis lain.
Selanjutnya, pengelolaan biaya secara optimal dilakukan, namun tanpa mengurangi aspek keamanan dan keandalan kegiatan usaha. PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang andal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.
"PGN menjalankan customer acquisition untuk mencapai penambahan pengelolaan volume gas bumi melalui penambahan pelanggan baru, penyediaan infrastruktur gas beyond pipeline (LNG & CNG retail) dan perluasan jargas rumah tangga untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi. Sedangkan, diversifikasi bisnis dikembangkan oleh anak perusahaan melalui pengembangan LNG Arun, proyek biomethane, dan optimasi WK Pangkah," ujar Arief pada Public Expose Festival 2023 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (29/11).
Terkait pencapaian operasional, menurut dia, pengaliran gas bumi di bisnis transmisi mencapai sebesar 1.444 MMSCFD atau tumbuh delapan persen ditopang mengalirnya gas di pipa transmisi Gresik-Semarang.
Volume niaga gas bumi juga tumbuh lima persen atau menjadi 935 BBTUD dengan jumlah pelanggan 839.000 yang volume terbesarnya dari pembangkit listrik, industri kimia, keramik, makanan, dan pupuk.
Salah satu sebab peningkatan volume niaga karena rerata harga gas yang dijual PGN kompetitif dibandingkan bahan bakar lain seperti HSD (setara 41,18 dolar AS/MMBTU), LPG 12 kg (setara 26,20 dolar/MMBTU), atau MFO (setara 33,74 dolar/MMBTU).
Arief menambahkan portofolio usaha lain yang dilaksanakan anak perusahaan beberapa yang mencapai pertumbuhan kinerja adalah transportasi minyak sebesar 42,9 MMBOE atau tumbuh 400 persen karena penyaluran minyak melalui pipa Rokan, Riau.
Kemudian, pada regasifikasi LNG terdapat kenaikan 21 persen menjadi 158 BBTUD karena adanya peningkatan permintaan di LNG Hub Arun.
Atas kinerja operasional tersebut, pendapatan konsolidasi yang dibukukan PGN meningkat sebesar 2 persen atau USD 2,69 miliar.
Kontribusi terbesar diperoleh dari bisnis niaga dan transmisi gas bumi sebesar 78 persen dan selebihnya merupakan usaha hulu dan lainnya.
Dia juga mengatakan posisi kas setara kas masih terlihat solid untuk kebutuhan investasi dan modal kerja perusahaan, yang mana nilai yang dibukukan USD 1,04 miliar.
Angka ini mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya karena upaya perusahaan memperbaiki struktur utangnya melalui aksi korporasi pembelian kembali obligasinya.
"Posisi kas kami masih baik pasca-buyback tahun ini dan didorong dari operating cashflow yang terjaga. Selain itu, melihat dari interest coverage ratio (sebesar 10,3x) serta rasio utang terhadap modal (sebesar 0,5x), maka PGN masih dalam kondisi likuiditas yang sehat. Bilamana ke depan dibutuhkan pembiayaan eksternal, maka kesempatan itu masih terbuka untuk kami," ujar Fadjar Harianto Widodo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN.
Selanjutnya, dalam belanja modal sudah terealisasi USD 132 juta dengan pemakaiannya 57 persen untuk usaha hilir dan lainnya, serta selebihnya untuk hulu.
Beberapa proyek yang menyerap pemakaian modal tersebut di antaranya adalah gasifikasi kilang minyak PT Pertamina (Persero) melalui pipa gas Senipah-Balikpapan, jaringan gas kota (jargas), dan revitalisasi terminal LNG Arun.
Pipa Senipah-Balikpapan telah terpasang 76 km dari target 78 km. Proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGN di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinary Unit V Balikpapan. Pipa yang akan dibangun memiliki diameter 20 inci dan dimulai sejak 2022.
Fadjar menambahkan sebagai dukungan terhadap pemerintah menjalankan proyek strategis nasional, pembangunan jargas yang dibiayai PGN telah dilaksanakan di 37 kota/kabupaten dengan berbagai moda transportasi. Pembangunan yang telah terselesaikan sebanyak 102.354
sambungan rumah.
"Upaya revitalisasi aset Terminal LNG Arun dilaksanakan sehubungan upaya menangkap potensi pasar LNG Asia yang menarik," katanya.
Tangki yang tidak teroptimalkan akan dimodifikasi sehingga kapasitas dengan desain 127.000 m3 dapat beroperasi kembali ke depannya. Adapun proyek itu sekarang dalam tahap mencari mitra kerja untuk pekerjaan EPC.