Pindad kejar pengembangan produk militer untuk TNI
Pindad tengah mengembangkan tank ukuran sedang dan masih dalam proses penelitian.
Perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial, PT Pindad berjanji akan terus mengejar pengembangan produk militer untuk TNI. Pindad bakal terus memperbarui setiap persenjataan TNI secara rutin.
Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim menjelaskan, pihaknya terus meningkatkan layanan serta pengembangan produk-produk militer untuk mengejar ketertinggalan hasil investasi minus pada awal tahun ini.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga bekerja sama dengan Pelindo untuk mendukung BMTH? Pertamina Patra Niaga bekerjasama dengan Pelindo untuk penyiapan relokasi fasilitas penerimaan BBM dan Avtur ke dermaga baru." Pertamina Patra Niaga dan Pelindo bersinergi dalam memastikan PSN berjalan dengan baik sekaligus memastikan availability dan accessibility energi di Pulau Bali,” terang Riva.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga dan Pelindo akan bekerja sama untuk mendukung BMTH? Pertamina Patra Niaga dan Pelindo bersinergi dalam memastikan PSN berjalan dengan baik sekaligus memastikan availability dan accessibility energi di Pulau Bali,” terang Riva.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
"Untuk itu kan kita terus dorong program program pemerintah kan yah. Wapres (JK) pesan 90 badak (Panser Badak), Anoa juga dipesan 40. Buat angkutan bisa ambulance, recovery, kendaraan pengangkut dan yang lainnya," kata Silmy kepada wartawan di Karawang, Jumat (28/1).
Pindad saat ini juga tengah mengembangkan tank ukuran sedang dan masih dalam proses penelitian. Namun demikian, kendaraan baja segala medan sudah siap untuk dipesan pada pertengahan tahun ini.
"Dan untuk medium tank masih terus jalan prototypenya semoga tahun 2018 sudah bisa dipesan. Anoa versi amfibi pada triwulan ketiga sudah hampir sekarang lagi disempurnakan, tahun inilah," kata Silmy.
Silmy mengakui, pembuatan produk kendaraan militer lebih menguntungkan dari segi investasi dibandingkan produk perlengkapan senjata api. Namun, dari pemasukan tetap lebih stabil jenis peluru.
"Kalau soal turnover peluru masih sangat besar, kalau dari sisi kendaraan itu yang nilainya lebih besar Rupiahnya, kalau dibandingkan peluru yang kecil-kecil tapi suistanblitynya lebih stabil, karena setiap tahun dipakai untuk latihan (militer) kalau dihitung saja per 1500 butir per prajurit setahun butuh 700 juta," katanya.
Informasi saja, Panser Canon 90mm 'Badak' buatan PT Pindad sukses menjalani uji tembak oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbang TNI AD) di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif), Cipatat, Kabupaten Bandung.
"Kami bersyukur uji penembakan yang dilakukan pada tanggal 10-12 Desember 2015, dinilai oleh pihak Dislitbang TNI AD berhasil dengan baik," kata Direktur Utama Pindad, Silmy Karim seperti ditulis Antara, Senin (14/12).
Panser Cannon 90 mm 'Badak' menjalani uji tembak dengan menggunakan 19 amunisi kaliber besar 90 mm. Panser buatan anak-anak bangsa di Pindad itu melakukan serangkaian materi uji seperti dengan beberapa mata uji.
Pengujian pertama 'Zeroing' yakni proses penentuan arah senjata untuk masuk ke titik tengah sasaran, dengan menggunakan 10 butir munisi. Selanjutnya, penembakan arah jam 12 di mana turret dan kendaraan mengarah ke arah target, dengan menggunakan lima butir munisi, penembakan arah jam enam, di mana turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan berbalik 180 derajat, dengan menggunakan dua butir munisi.
Kemudian penembakan arah jam tiga di mana turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan menghadap ke kanan 90 derajat, dengan menggunakan dua butir munisi. Semua penembakan mengenai target sasaran berukuran 4x4 meter dengan jarak kurang lebih satu kilometer dan kondisi kendaraan yang stabil dan terkendali saat dilakukan penembakan.
"Hasil uji tembak dinilai berhasil dengan baik oleh pihak Dislitbang AD. Pencapaian ini meneguhkan komitmen kami dalam memproduksi kendaraan tempur yang andal dan teruji untuk memastikan performanya konsisten di setiap operasi," kata Silmy.
Rangkaian pengujian yang dilakukan terhadap purwarupa Panser Cannon 90 mm 'Badak' dilakukan untuk memastikan kualitas serta stabilitas kendaraan tempur untuk mendukung kinerja operasional yang maksimal di lapangan. Silmy menuturkan rangkaian uji Badak ini merupakan bagian dari proses sertifikasi untuk memastikan performa panser buatan anak-anak bangsa itu sudah sesuai dengan Ketentuan Standardisasi Umum (KSU) TNI AD.
"Kami berharap dengan kerjasama baik ini maka Badak dapat segera memperkuat jajaran alutsista TNI AD tahun depan," katanya.
Setelah uji tembak, beberapa mata pengujian lain seperti uji laboratorium dan uji jelajah eksternal akan dilaksanakan bersama Dislitbang AD.
Hasil pengujian yang maksimal tentunya diharapkan agar Panser Cannon 90 mm "Badak" dapat menjadi salah satu produk unggulan PT Pindad (Persero) di masa depan dan menjadi kebanggaan TNI dan bangsa Indonesia. Selain mulai memproduksi Badak, di triwulan 1 tahun 2016 Pindad juga akan memperkenalkan produk senjata baru kepada publik.
(mdk/idr)